DOBO, Siwalimanews – Enam orang tenaga dokter di RSUD Cenderawasih Dobo positif terpapar virus Corona. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak informasi di media sosial maupun masyarakat RSUD Cenderawasih Dobo akan tutup beberapa hari kedepan.

Terkait dengan kondisi tersebut, Direktur RSUD Cenderawasih Dobo, Wati Gunawan saat di konfirmasi Siwalima, Minggu (11/7) membenar­kan­nya.

“Kalau untuk tenaga dokter benar enam orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, dokter spesialis 1 orang, dan dokter umum 5 orang,” kata Wati.

Meski demikian, Wati mengaku kondisi enam orang dokter tersebut sudah membaik dan mungkin, hari ini Senin, (12/7) beberapa sudah dapat bertugas lagi. Sementara itu, informasi yang dihimpun di RSUD Cenderawasih Dobo akan tutup beberapa hari kedepan tidak benar. Wati mengaku yang ditutup itu hanya bagian poli saja. Sementara, unit gawat darurat (UGD) dan ruang rawat inap tetap pelayanan di buka 24 jam.

“Itu pun kalau ada pasien kontrol tetap diarahkan ke UGD untuk mendapatkan layanan, karena masih ada delapan tenaga dokter lain yang siap melayani,” jelasnya.

Jumlah tenaga dokter yang ada di RSUD Cenderawasih Dobo 14 orang, enam sementara jalani karantina mandiri dan delapan lainnya tetap jalankan tugas seperti biasanya.

“Jadi tidak benar ya, informasi bahwa RSUD akan tutup beberapa hari ke depan akibat ada tenaga dokter yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar Wati.

Di Saparua Puluhan Terpapar

Untuk diketahui, setelah sebelum­nya 27 tenaga kesehatan di RSUD Sa­parua, Kabupaten Maluku Te­ngah, terkonfirmasi positif Covid-19, kembali nakes terpapar.

Humas RSUD Saparua, Neles Handry Siahanenia mengungkap­kan. pihaknya telah menerima 13 hasil PCR dari nakes Saparua dan hasilnya positif.

“13 nakes itu terdiri dari non medis dan medis. Jadi total.40.nakes yang terkonfirmasi. Mereka kondisi baik,” jelas Siahainenia kepada Siwalima melalui telepon seluler­nya, Sabtu (10/7).

Menurutnya, 13 nakes tersebut telah menjalani isolasi mandiri di rumah dinas RSUD Saparua. Kondisi yang dialami para nakes ini merupakan program pihak rumah sakit untuk.melakukan pemeriksaan guna memastikan kondisi sehat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ia juga menepis kabar burung, bahwa nakes terpapar merupakan permainan rumah sakit.

“Pemeriksaan nakes kami lakukan, karena kami tidak ingin bawah.penyakit ke orang lain. Makanya untuk berikan pelayanan kesehatan kami harus sehat. Dan kami periksa. Ini program kami dari hasil pemeriksaan ada yang reaktif kami lanjutkan dengan PCR. Ini bagian dari flouw up dan hasil PCR keluar ada yang negatif ada yang positif,” ujarnya.

Ketika ditanya masyarakat Saparua tidak terpapar Covid, mengapa nakes yang justru terpapar, menurutnya hal ini karena masyarakat takut ke rumah sakit. Ketika dilakukan rapid test reaktif saja masyarakat memaksakan diri untuk keluar dari rumah sakit. “Masyarakat takut ke rumah sakit. Kalau reaktif saja masyarakat paksa untuk keluar. Tanda tangan surat untuk keluar rumah sakit,” ujarnya.

Pihaknya telah melaporkan ke Dinas Kesehatan Maluku Tengah, bahwa kondisi para nakes yang terkonfirmasi dalam keadaan baik. (S-25)