AMBON, Siwalimanews – Ekspor Maluku bulan Maret 2020 mengalami penurunan sekitar 16,80 persen dibandingkan ekspor Februari 2020. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Statistik Distribusi, Jesica Pupella, dalam relelasenya, yang diterima Siwalima, kemarin.

Id mengaku, untuk ekspor Maluku Maret 2020 berasal dari sektor non migas, dengan total nilai ekspor komo­-diti asal Maluku yang diekspor dari pela­-buhan luar Maluku pada Maret 2020 US$ 0,52 juta atau menurun 74,53 persen dibandingkan bulan Februari 2020. “Ekspor komoditi Maluku dari pelabuhan luar Maluku alami penurunan 74,53 persen,” jelasnya.

Dikatakan, untuk ekspor Maluku pada Maret 2020 capai US$ 4,23 dengan komoditi barang non migas dari kelompok ikan dan udang yaitu jenis ikan kerapu hidup, ikan tuna sirip kuning (Frozen yellowfin tuna), ikan layang, kepiting hidup, kepiting bakau dan udang.

“Nilai ini menurun sekitar 16,80 persen jika dibandingkan nilai ekspor Maluku Bulan Februari 2020 yakni sebesar US$5,08 juta yang juga berasal dari komoditas barang migas,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, ekspor Maluku pada Januari hingga Maret 2020 seluruhnya berasal dari kelompok ikan dan udang komoditi ikan dan udang yang diekspor adalah jenis ikan kerapu, ikan tunas, ikan layang, lobster, kepiting hidup dan udang

“Perbandingan nilai ekspor Januari hingga Maret 2020 terhadap periode yang sama tahun 2019 menunjukan kenaikan sekitar 531,12 persen,” terangnya.

Ia mengatakan, pada Maret 2020 ekspor Maluku dilakukan ke negara-negara anggota ASEAN yakni Singapura, Malaydia dan Vietnam serta beberapa negara di kawasan Asia lainnya yaitu Hongkong, Jepang, Sri Langka, dan Tiongkok.

“Ekspor Maluku juga merambah hingga ke Amerika Serikat dengan nilai US$ 0,81 juta dan untuk ekspor terbesar pada periode ini menuju negara  Tiongkok yakni US$ 2,69 juta.

Ia menambahkan, ekspor Maluku selama bulan Maret 2020 melalui pelabuhah ekspor di Kota Ambon yakni Pelabuhan Yos Sudarso dan Bandara Pattimura .

“Pada bulan ini tak ada ekspor melalui pelabuhan Tual, Dobo, Bula, dan Lirang jika dibandingkan dengan bulan Februari 2020 maka terlihat peningkatan nilai ekspor pada Bandara Pattimura sekitar 80,78 persen sedangkan mengalami penurunan di Pelabuhan Yos Sudarso sebesar 21,15 persen,” katanya. (Mg-5)