AMBON, Siwalimanews – Media Riset Strategi Be­dah Nusantara dan Parameter Konsul­tin­do merilis hasil survei ber­beda ter­hadap pasa­ngan calon bu­pati dan wakil bupati yang ber­­-tarung di Ka­­bupaten Buru Selatan.

Media Riset Strategi Bedah Nusantara meme­nangkan pasangan Ali-Zai­nudin Booy (AJAIB).  Se­dangkan Parameter Kon­sultindo memenangkan pa­sangan Abdu­rahman Soulissa-Eliza Lesnussa (MANIS).

“Soal siapa berpeluang menang pada 9 Desember mendatang, kami memprediksi Paslon Bupati-Wabup Hadji Ali-Zainudin Booy nomor urut 1 unggul 31,95 persen, ber­selisih tipis dengan Paslon no­mor urut 2 Abdurahman Soulissa-Eliza Lesnussa (MANIS) dengan 30,89 persen suara, sedangkan Sa­fitri Malik Soulissa-Gerson Selsily (SMS GES) meraih 27,38 persen,” kata Direktur Media Riset Strategi Bedah Nusantara, Stevy Palyama, kepada wartawan di Ambon, Jumat (4/12).

Palyama menuturkan, dari hasil survei yang dilakukan AJAIB bera­da di posisi sebagai pemenang. Pasa­ngan ini unggul di tiga kecamatan besar, yaitu Waesama, Ambalau, dan Ka­pala Madan. Sementara MANIS di Kecamatan Leksula dan Fena Fafan. Sedangkan pasangan SMS-GES hanya unggul di satu keca­matan yakni Namrole.

“Namun mengingat undecided voters masih cukup besar 9,78 per­sen dan margin eror 5 persen, maka kemungkinan perubahan posisi masih sangat dinamis terjadi di hari H pilkada. Tingkat kepercayaan survei kami 95 persen. AJAIB dan MANIS bersaing ketat, sedangkan SMS-GES berharap soliditas partai,” jelas Palyama.

Baca Juga: Warga Yakin Menang

Dikatakan, pihaknya juga men­catat money politik masih rawan ter­jadi di Pilkada Buru Selatan. Namun 66,47 persen masyarakat tidak mem­benarkan hal itu. Sebaliknya yang membenarkan politik uang sebesar 26,11 persen.

“Dalam survei yang kami lakukan November 2020 dengan 700 sampel dan memakai metode multi stage random sampling, ditemukan 38,04 per­sen responden menilai Pilkada Bur­sel rawan manipulasi atau kecura­ngan dan 52,17 persen tidak rawan. De­mikian pula 35,14 persen me­ngaku rawan konflik dan 56,40 persen tidak rawan,” jelasnya.

Menurutnya, kesamaan agama turut berperan penting bagi masya­rakat untuk menjatuhkan pilihan.  “Ke­mudian kesamaan agama 20,63 per­sen serta kinerja, prestasi dan re­kam jejak 17,41 persen, kesamaan ideo­logi politik 15,99 persen,” kata Palyama.

Karena itu, segmentasi pemilih atau politik identitas masih ditemu­kan cukup dominan dalam pilkada di Kabupaten Buru Selatan. “Seg­mentasi pemilih atau politik identitas sebesar 52, 07 persen,” jelasnya.

Sementara hasil survei yang dila­kukan Parameter Konsultindo mene­tapkan paslon MANIS berada pada posisi teratas dengan 34,09 persen suara, unggul tipis dari paslon SMS-GES yang meraih 31,09 suara. Se­mentara  paslon AJAIB hanya mem­peroleh 24,44 persen suara.

Direktur Parameter Konsultindo Wilayah Timur Indonesia, Edison Lapalelo kepada wartawan di Ambon, Jumat (4/12) menjelaskan, ada sejumlah indikator yang menyebab­kan pasangan calon menjadi pilihan masyarakat dalam pilkada 9 De­sember nanti.

“Hasil survei kita, kecenderungan masyarakat Buru Selatan memilih paslon karena kesamaan etnis dan jazirah 30,40 persen, agama 20,70 persen, kinerja, prestasi dan rekam jejak 16,20 persen, kesamaan idiologi politik 14,10 persen dan lain-lain 18,60 persen,” urai Lapalelo.

Selain itu, dari 1000 lebih masya­rakat yang disurvei sejak bulan November lalu, tingkat popularitas masing-masing calon pun berbeda. Untuk popularitas, paslon SMS-GES unggul dengan 94,13 persen. Disu­sul paslon AJAIB dengan 90,17 per­sen dan yang paslon MANIS de­ngan 89,44 persen.

Jika dilihat dari daerah asal paslon, hasilnya pun beragam. Paslon no­mor urut 1 unggul di Kecamatan Am­balau (40,14 persen) dan Kecamatan Kepala Madang (47,26 persen).

Selanjutnya paslon nomor urut 2 unggul di tiga kecamatan yakni Waesama (39,97 persen), Kecamatan Leksula (45,17 persen) dan Keca­matan Fena Fafan (44,79 persen).

“Paslon nomor urut 3 unggul di satu kecamatan yakni Kecamatan Namrole dengan raihan 34,12 persen pemilih,” jelas Lapalelo.

Lapalelo mengatakan, survei yang dilakukan pihaknya tidak untuk menjatuhkan pasangan calon ter­tentu, sebab apa yang dirilis ini me­ru­pakan hasil survei yang dilakukan selama bulan November 2020.

“Jadi temuan survei paslon nomor urut 2 dan paslon nomor urut 3 hanya tipis dengan selisih kompetitor se­kitar 2 persen. Apabila besok pagi dilak­sanakan pemilihan, maka pas­lon nomor urut 3 berpeluang menang,” ujarnya.

Namun kata dia, menang dan kalah yang menentukan adalah rakyat. Oleh karena itu diharapkan kepada masing-masing paslon harus tetap yakin bisa menjadi yang terbaik untuk memimpin Buru Selatan lima tahun mendatang. “Apapun hasil surveinya, rakyat yang akan menen­tukan di 9 Desember mendatang,” tandas Lapalelo. (Cr-6/S-39)