AMBON, Siwalimanews – Pesatnya perkembangan teknologi yang kini merambah juga ke sektor transportasi, yang kemudian memunculkan model transportasi berbasis online.

Kehadiran transportasi online di Ambon terus menggusur transportasi konvensional dan angkutan kota juga ikut berimbas.

“Jadi suka atau tidak, keberadaan transportasi telah menjadi kebutuhan masyarakat,” ujar anggota Komisi III DPRD Maluku, Hatta Hehanusa kapada wartawan yang merespon kelu­-han sopir angkot terkait maraknya angkutan online, Senin (5/6).

Menurut para sopir angkot, rendahnya tarif yang dipatok transportasi online membuat mereka kalah bersaing di pasar konsumen.

Olehnya Hehanusa meminta agar kehadiran transportasi online tidak perlu dipersoalkan, karena dengan pola hidup yang serba praktis, masyarakat ingin segala sesuatu lebih cepat.

Baca Juga: Warga Kayu Tiga Terima Santunan Kematian

“Sopir angkot maupun pengusaha angkot, mestinya menyiapkan diri mengahadapi perkembangan teknologi yang terus terjadi, termasuk hadirnya angkutan online,” pintanya.

Mengatasi persoalan itu, ia mengaku perlu dicari solusi karena tidak mungkin melarang masyarakat menggunakan angkutan online.

“Hadirnya angkutan online telah membantu masyarakat juga,” tandasnya.

Untuk diketahui, sejumlah tranpostasi online menjamur di Kota Ambon yang diawali dengan masuknya Gojek di tahun 2018, yang menyediakan kendaraan roda dua dan roda empat.

Kemudian disusul oleh Grab yang juga menyediakan layanan transportasi roda dua dan roda empat.

Baru di tahun 2022 lalu muncul lagi lagi Maxim yang hadir melawan dua raksasa transportasi online yang sudah dikenal masyarakat di maluku dengan tarif rendah atau low cosh. (S-20)