MASOHI, Siwalimanews – DPRD Kabupaten Maluku Te­ngah meminta pemerintah mempehatikan wilayah terisolir seperti di daerah pengunungan Seram Utara.

Tak hanya itu, aktivitas kehi­dupan masyarakat disanapun kian terhimpit, karena wilayah­nya berbatasan langsung de­ngan lokasi konservasi alam Taman Nasional Manusela yang melarang masyarakat me­lakukan berbagai aktivitas berburu, berkebun serta lain sebagainya masuk dalam kawasan konservasi.

Anggota DPRD Malteng Rudolf Lailossa kepada war­tawan di kantornya meminta pemkab serius memberi per­hatian bagi masyarakat Se­ram Utara. Pasalnya, hingga kini kondisi masyarakat masih terisolir serta sulit dijangkau termasuk mata pencaharian­nya.

“Kami mendesak Pemkab Malteng untuk serius memper­hatikan masalah ini. Bagaima­napun ribuan warga pengu­nungan ini juga adalah warga NKRI, warga Malteng yang juga mesti mendapatkan perha­tian yang sama dengan mas­yarakat lainnya di ne­gara dan daerah ini,” ujar Lailossa.

Dijelaskan, kawasan kon­servasi alam Taman Nasio­nal Manusela berada di wilayah adat 10 negeri yang ada di pengunungan Seram Utara. Bahkan sebelum kawasan konser­vasi alam Taman Nasional Manu­sela itu ada, masyarakat pengu­nungan itu sudah ada.

Baca Juga: Kepatuhan LHKPN Polda Maluku Paling Rendah

“Kita memang bernegara. Namun negarapun menghargai hak-hak adat dan hak-hak ke­arifan lokal masyarakat. Masyarakat yang hidup beratus ratus tahun di wilayah itu tidak bisa kita berlakukan sama de­ngan masyarakat pesisir,” pintahnya.

Selain itu juga dirinya menjelaskan makanan bagi warga disana pun beda. Babi hutan, burung,serta binatang-binatang hutan lainnya adalah makanan mereka setiap hari.

“Kalau kemudian ini dilarang, bagaimana mereka bisa hidup. Saya kira pemkab harus serius dengan masalah ini,” tuturnya.

Yang harus dilakukan pemkab kata Lailossa, harus berkoordinasi dengan kementerian terkait yamg berwenang mengurusi taman nasional, dan pasti akan membuahkan hasil, minimal pemerintah dapat membuka jalur transportasi dengan sarana prasarana jalan ke lokasi pemukiman warga pengunungan.

“Jumlah warga di pengunungan itu puluhan ribu jiwa. Kami harap pemerintah serius. Jangan hanya duduk manis dan biarkan masalah ini berlarut larut. Kalau kemudian aktivitas kehidupan mereka dibatasi, saya yakin mereka akan menderita kelaparan dan kita semua menanggung dosa besar ini,” tandasnya. (S-36)