KOMISI III DPRD Provinsi Maluku mendorong Dinas Perhubungan bersama stakeholder terkait melakukan penataan ulang terhadap beberapa trayek angkutan laut perintis.

Dorongan ini disampaikan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Anos Yermias kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Rabu (1/3) usai menghadiri FGD Usulan Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis tahun anggaran 2024 yang diselenggarakan Dinas Perhubungan Maluku.

Dijelaskan, sejauh ini keberadaan kapal laut telah berdampak positif terhadap masyarakat khususnya di wilayah pulau-pulau yang selama ini terisolasi seperti pada daerah terdepan dan terluar di Maluku.

Namun, pada beberapa trayek ternyata telah menimbulkan masalah dimana pada satu pelabuhan terjadi aktifitas kapal masuk sekaligus sedangkan jumlah penumpang yang turun cukup sedikit.

“Ada penempatan kapal di trayek tertentu yang tidak efektif, seperti di Pelabuhan Arwala lima kapal masuk sekaligus penumpang turun naik sedikit mending sebagaian kita dialihkan ke pelabuhan bebar,” ungkap Anos.

Baca Juga: Pembangunan Jembatan Wai Pulu dan Wai Tunsa Diapresiasi

Bahkan,pada trayek R70 telah terjadi masalah khususnya di pelabuhan Kroing dimana kapal sabuk 34 tidak ada penumpang karena masyarakat memilih turun di Larat untuk berbelanja dan melakukan perjalanan darat menuju Tiak Tutukembong karena orang memilih jalan darat.

Menurutnya, kedepan kapal trayek Sofiani dan Tutukembong dialihkan ke pelabuhan Wunlah dan Sera sebab pesisir barat Yamdena memiliki tingkat kesulitan tranportasi luar biasa dimana sampai hari ini orang berjam-jam dari Saumlaki ke Wunlah serta beberapa wilayah terdekat.

Selain itu, terdapat pelabuhan yang menjadi penyangga tetapi untuk tahun 2023 tidak ada kapal yang masuk dan ini menjadi masalah seperti pelabuhan di Bebar padahal kalau kapal masuk maka akan membantu masyarakat di wilayah sekitar.

“Sebagai anggota komisi III drpd provinsi Maluku harus didiskusikan secara baik trayek ini untuk kepentingan masyarakat kita yang berdiam di pulau-pulau,” tegasnya. (S-20)