AMBON, Siwalimanews – Komisi II dan Komisi III DPRD Kota Ambon membahas masalah krisis air bersih, yang hampir terjadi diseluruh wilayah di Kota Ambon.

Rapat yang berlangsung di rang sidang utama Baileo Rakyat Belakang Soya, Senin (9/3) dipimpin Wakil Ketua DPRD, Rustam Latupono, didampingi Ketua DPRD Elly Toiustta, wakil ketua II, Gerald Mailoa dan Ketua Komisi II, Jafry Taihuttu serta Ketua Komisi III, Johny Wattimena.

Dihadiri oleh Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset, Apries Gaspersz, pihak PDAM dan Dinas PUPR  serta dihadiri anggota Komisi II dan Komisi III DPRD Kota Ambon.

Untuk mengatasi masalah krisis air bersih tersebut, pihak dewan bersama dengan pemkot Ambon sepakat untuk meminta bantuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Ambon untuk turut membantu masyarakat di 15 titik yang diduga mengalami krisis air bersih.

Kata Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Rustam Latupono pihaknya meminta BUMN untuk memasok air dengan menggunakan mobil tangki sebanyak 100 unit guna mensuplai air bersih ke masyarakat.

Baca Juga: Namrole Masuk Zona Kuning Malaria 

Sementara Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, Jafry Taihuttu menjelaskan, dari hasil survei yang dilakukan oleh komisi I ada 15 titik atau lokasi yang menjadi fokus karena dilanda kekeringan.

“Lokasi yang dilanda kekeringan seperti di Benteng, Kudamati, Karang Panjang, Desa Batu Merah, Tanah Lata, Galunggung, Kanawa, Air Kuning, Batu Merah Tanjung  dan Batu Merah puncak,”  jelas Jafry.

Dia menjelaskan, rata-rata masyarakat yang mengalami krisis air bersih itu tinggal di dataran tinggi.

Kekeringan panjang menurutnya dialami khusus warga Ambon yang tinggal di daerah dataran tinggi. “Dengan mengandeng BUMD dan BUMN diharapkan dapat menjawab keluhan masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih,” tegasnya.

Ditambahkan, BUMN dan BUMD yang ada di Kota Ambon meminta, harus ada grand scenario dari Pemkot Ambon dalam mengatasi krisis air bersih.

(Mg-5)