NAMLEA, Siwalimanews – Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi dirapid test oleh tim kesehatan dari RSU Lala, bertempat di cafetaria Kantor Bupati, Sabtu (20/6) siang.

Langkah ini dilakukan bupati guna memastikan, dirinya aman dan tidak terjangkit Covid-19, sebab setiap saat dia selalu berdinas di luar dan bertemu warganya di kampung-kampung. Sekaligus memberi contoh dan teladan bagi masyarakatnya.

Ia meminta masyarakatnya tidak usah takut melakukan rapid test. Karena rapid test penting sebagai upaya pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Jadi memang penting sekali untuk melakukan rapid test,” tegas bupati usai dirapid test oleh tenaga kesehatan RSU Lala, dibawa pimpinan ahli patologi klinik, dr Selvi.

Langkah bupati dirapid test itu diikuti ajudannya dan beberapa ASN dan juga pengusaha, sebagai langkah antisipatif yang baik guna memberi teladan bagi orang banyak. Hasil rapid test bupati dan beberapa orang ini, semuanya non reaktif.

Baca Juga: Hasil Rapid Test 14 Pekerja Asal Ambon Non Reaktif

Kepada wartawan bupati menuturkan, pasca bertambah beberapa kasus baru pasien positif Covid-19 di Kabupaten Buru, ada sejumlah warganya justru takut dan menolak untuk melakukan rapid test. Tenaga kesehatan yang datang ke desa ditolak oleh warga.

Mereka yang takut ini, terpicu munculnya banyak kabar bohong atau hoaks tentang rapid test. Salah satunya, bawahannya di tenaga kesehatan yang selalu bertindak jujur, selalu disalahkan dengan bumbu berita bohong yang bercitra negatif.

Untuk itu kata bupati, masyarakat tidak perlu takut melakukan rapid test. Hal ini penting dilakukan sebagai langkah mitigasi awal atau menge­tahui sedini mungkin apakah sese­orang tertular virus Corona atau tidak.

Dengan mengetahui sedini mungkin, maka tindakan medis bisa dilakukan secepat mungkin. Kalau sudah sedini mungkin diketahui, maka  pengobatan akan lebih mudah dan cepat sembuh,” jelaskan bupati.

Lanjutnya, rapid test ini juga untuk melakukan tracking dan upaya memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Buru. Dimana ketika seseorang hasil rapid test dinyatakan reaktif, maka dilakukan isolasi agar tidak menular kepada yang lain.

Tapi untuk mengetahui secara pasti apakah yang reaktif itu benar-benar positif Covid-19 atau tidak, harus melalui pemeriksaan swab dengan RT-PCR. Jika hasil RT-PCR dinyatakan positif, barulah disebut pasien terkonfirmasi Covid-19.

“Tes ini hanya proses skrining untuk menemukan kasus positif Covid-19. Penemuan kasus positif atau negatif alurnya sudah jelas.  Kalau ditemukan reaktif, maka akan langsung dilanjutkan pada swab test melalui metode polymerase chain reaction (PCR). Jika PCR negatif, bisa kegiatan seperti biasa. Kalau sudah negatif, ya sudah bebas,” imbuh bupati.

Senada dengan bupati, wakil rakyat di DPRD Maluku, Aziz Hentihu turut menghimbau masyarakat di Kabupaten Buru agar jangan takut dirapid test.

“Kalau ada gejala, berobat saja. Jangan takut kalau ada gejala mirip dengan Covid-19. Bisa saja gejala penyakit lain biar dokter yang menilai,” tandasnya.

Sekretaris DPW PPP Maluku ini juga ikut memberikan contoh bagi konstituennya di Buru dengan melakukan rapid test mandiri bersama istrinya. Malahan kegiatan rapid test dirinya bersama sang istri berikut hasilnya dipublis lewat siaran langsung di facebook.

Sama dengan bupati yang rajin turun ketemu warga, maka Aziz Hentihu juga selalu bersua di lapangan dengan konstituennya, sehingga Aziz juga mengambil langkah dirapid test bersama istrinya. Bahkan beberapa pengurus DPC PPP Kabupaten Buru juga mengikuti jejak Aziz Hentihu.

Hentihu memuji kinerja positif dari tim kesehatan Satgas Covid-19 Buru yang cekatan dan sigap dalam melakukan tracking, guna memutus mata rantai penyakit pandemi ini supaya tidak meluas dan mewabah di lingkungan masyakarat.

Untuk itu, keduanya kembali menghimbau agar setiap orang yang pernah kontak erat, kontak dekat dengan orang terinfeksi Covid-19 dan memiliki gejala diminta untuk segera menghu­bungi gustu atau puskesmas paling terdekat. (S-31)