AMBON, Siwalimanews – Bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-58 Tahun, yang berlang­sung di bundaran Tugu Patung Leimena, Poka, Ambon, Sabtu (12/11) Dinas Kesehatan Kota Ambon, melaunching Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Gerakan Ambon Bebas Tuberkulosis (Grabs TBC).

Selain itu, dilakukan pencanangan penerapan PPK Badan Layanan Umum Daerah bagi klinik mata Vlisingen dan Puskesmas rawat inap Hutumuri.

Penjabat Walikota Ambon, Bode­win Wattimena dalam sambutannya mengatakan, Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia, yang didalamnya mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif, rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen untuk mengubah paradigma tentang hidup sehat.

Sehingga untuk menyukseskan Germas, dibutuhkan peran seluruh stakeholder, seluruh lapisan masya­rakat. Mulai dari individu, keluarga dalam mempraktekkan pola hidup sehat.

“Seluruh organisasi, profesi, harus menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat. Dengan Germas, masyarakat harus punya kemauan dan kemampuan berperi­laku sehat, untuk meningkatkan kualitas hidup, “ tuturnya.

Karena gerakan ini sendiri bertu­juan menurunkan beban penyakit, biaya pelayanan kesehatan, me­ningkatkan produktivitas dan mene­kan peningkatan beban finansial masyarakat untuk pengeluaran kesehatan.

Selanjutnya, dalam upaya menca­pai target eliminasi TBC di Indonesia pada Tahun 2030.

“Dengan itu, maka Pemerintah Kota Ambon memprakarsai suatu gerakan Ambon bebas TBC yang melibatkan semua stakeholder terkait dalam pengendalian TBC di Kota Ambon.

Gerakan ini merupakan gagasan baru yang memberdayakan kader Kesehatan sebagai garda terdepan dalam penemuan secara aktif terdu­ga TBC sedini mungkin,” ujarnya.

Untuk selanjutnya, lanjut Watti­mena, petugas kesehatan akan men­diagnosis dengan tepat dan me­ngobati sesuai standar, sehingga dapat memutus mata rantai penul­aran TBC dimaksud.

“Ini proyek perubahan yang dibuat oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy. selaku pemerintah Kota, pimpinan di kota ini, saya memberikan apresiasi yang tinggi. Karena TBC ini meru­pakan salah satu penyakit juga yang sangat mematikan dan cukup ba­nyak penderita di Indonesia,” katanya.

Dia menambahkan, ada sekitar 301 orang per 1.000 orang, adalah pen­derita TBC. sehingga upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Ambon ini, patut diapresiasi dan dukungan. Inovasi ini bukan untuk Dinkes, tetapi untuk masyarakat di Kota Ambon.

“Atas nama pemerintah kami berterima kasih kepada Dinkes, semoga inovasi ini tidak saja dibuat untuk memenuhi salah satu kriteria untuk lulus Diklat PIM 2, tetapi yang terpenting adalah dapat diimple­mentasikan secara baik, supaya pada waktunya inovasi ini grab TBC ini bisa membantu Pemerintah Kota Ambon, dan seluruh stakeholder terkait dengan kesehatan di kota ini untuk sama-sama kita bisa menge­leminir TBC di Kota ini,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kadinkes Kota AmbonWendy Pelupessy menuturkan

Bahwa, pihaknya telah melakukan perubahan status klinik mata Vlisingen dengan Puskesmas Rawat Inap Hutumuri.

Peluang koridor bagi institusi pelayanan publik untuk dikelola secara profesional dengan PPK Badan Layanan Umum Daerah, jika ini dilakukan dengan baik, maka kinerja kedua institusi atau faskes milik Pemerintah Kota ini akan semakin meningkat.

“Kita berharap dengan mening­kat­kan pelayanan ini, maka masya­rakat dapat memperoleh pelayanan yang maksimal dari klinik mata Vlisingen dan juga Puskesmas rawat inap di Hutu­muri, kita berharap ini akan menjadi cikal bakal kita untuk dibuatnya Rumah Sakit,”harapnya. (S-25)