AMBON, Siwalimanews – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon menggelar  bimbingan teknis lanjutan tentang strategi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Bimtek lanjutan ini digelar dengan tujuan utama adalah bagaimana cara mengolah buku sesuai standar klasifikasi. Ini juga sesuai dengan arahan waliKota yang ingin perpustakaan dapat membantu mencerdaskan kehidupan masyarakat.

“Jadi, sebelum buku ditata diperpustakaan, harus melewati pentahapan. Nah, pentahapan inilah yang harus diketahui oleh para pengelola perpustakaan. Misalnya buku harus diperiksa terlebih dahulu kemudian diberikan stempel, dicatat dan diklasifikasi sesuai nomor klasifikasinya,” ungkap Kabid Pembinaan Pengembangan pada Dinass Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon, Ivone Lidya Pattimahu, kepada Siwalimanews, Kamis (12/11).

Menurutnya, dalam mengelola perpusatkaan, ada dua stempel yang harus diberikan. Stempel kepemilikan adalah stempel yang diletakan dibagian halaman depan buku yang menandakan bahwa buku tersebut milik perpustakaan desa/negeri yang bersangkutan.

Selain itu ada pula stempel inventaris yaitu stempel yang diletakan di bagian tengah buku. Dengan demikian, buku-buku tersebut dapat tertata dengan baik sehingga menarik perhatian pengunjung untuk membaca.

Baca Juga: 10 Desa di Ambon Disiapkan Ikut Lomba Desa Aman Covid

“Peserta yang ikut bimtek ini adalah para pengelola perpustakaan pada negeri Nusaniwe, Latuhalat, Seilale, Hutumuri dan Desa Nania,” tuturnya.

Negeri Hutumuri dan Desa Nania adalah penerima bantuan buku dan komputer dari Perpustakaan Nasional RI melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2020. Untuk Negeri Nusaniwe, Negeri Latuhalat, Negeri Silale adalah penerima bantuan yang sama pada tahun 2019.

“Bimtek ini merupakan kelanjutan dari bimtek yang digelar pada 28 September lalu. Ini merupakan upaya untuk berikan pengetahuan dan pemahaman kepada para pengelola perpustakaan pada setiap desa/negeri di Kota Ambon,” tutupnya. (Cr-5)