PIRU, Siwalimanews – Gempa bumi berkekuatan 5,3 Skala Richter dengan kedalaman 99 km Barat Laut Kota Piru, Kabupaten Seram Ba­gian Barat, Minggu (22/11) membuat warga Piru panik dan berhamburan keluar rumah.

Pantauan Siwalima, gempa yang terjadi sekitar pukul 23,38 WIT sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Piru dan sekitarnya

Kendati goyangan itu sekitar 5 menit, namun banyak warga yang berham­buran keluar rumah. Mereka takut ja­ngan sampai terjadi gempa susulan.

La Kasim, salah satu warga Kota Piru kepada Siwalima mengaku, gempa yang dirasakan bersama keluarganya sangat kuat sehingga meminta kepada keluarganya untuk keluar rumah karena takut ada gempa susulan.

“Gempa tadi beta rasa sangat kuat sampe dinding rumah akang bago­yang dan bukan beta yang rasakan saja semua warga,” ujar Kasim.

Baca Juga: PAD Sektor Pariwisata di Bursel Anjlok

La Kasim mengaku, usai gempa warga belum berani kembali ke rumah takutnya ada goncangan susulan.

“Beta minta istri deng anak-anak jangan masuk dalam rumah dulu, takut ada susulan. Mudahan-mu­dahan tidak,” ungkap Kasim

Warga lainya, Samsina Daeng Nurung mengatakan, saat gempa dirinya sedang rumah nonton TV bersama anak-anaknya.

Ia mengaku terkejut ada getaran yang sangat kuat sehingga banyak warga yang teriak gempa karena itu ia bersama anak-anaknya memi­lih keluar rumah serta menggedong anaknya yang masih berusia 1 tahun.

“Mudah-mudahan seng ada gem­pa susulan, supaya bisa kembali ke rumah,” ucapnya.

Hingga berita ini diturunkan, war­ga yang berhamburan keluar ru­mah karena takut gempa susulan kini su­dah kembali ke rumah masing-masing.

Pelaksana tugas Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten SBB yang juga Sekda Mansur Tuharea saat dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya namun tidaklah aktif.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimetologi dan Geo­fisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam rilisnya kepada Siwalima, Minggu (21/11) menjelaskan, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,3. Episen­ter gempa terletak pada koordinat 2,47 LS dan 127,52 BT

Dijelaskan, dengan memper­hati­kan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal di sekitar laut Seram.

Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempa bumi memiliki mekanisme oblique-turun (normal-oblique).

“Getaran gempa tersebut dirasa­kan sampai di Kota Piru,  Namlea III MMI, dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu, dan Ambon II MMI dimana getaran dirasa­kan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung ber­goyang,” ujar Rahmat.

Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusa­-kan yang ditimbulkan akibat gem-pa bumi di tiga wilayah tersebut.

Rahmat pastikan, hasil pemodelan menunjukan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

“Monitoring kami, sekitar pukul 19.00 WIB menunjukkan adanya 2  kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) namun gempa tidak berpotensi tsunami,” ujarnya

Rahmat menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpe­ngaruh oleh isu yang tidak dapat di­pertanggungjawabkan kebenarannya.

“Agar menghindari dari bangu­nan yang retak atau rusak diaki­batkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang mem­bahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tandasnya. (S-48/S-39)