BMKG meminta agar masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem saat ini. Seluruh wilayah di Maluku waspada, sebab, sejumlah wilayah Indonesia berpotensi dilanda cuaca ekstrem seperti hujan sangat lebat secara tiba-tiba serta petir dan angin kencang.

Untuk Maluku, angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi menghantui seluruh wilayah tidak terkecuali. BMKG menyebut ada beberapa wilayah di Maluku yang akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras yang disertai petir dan angin kencang terhitung 27-29  Desember 2021.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Pattimura Ambon, Kamari mengungkapkan, semua potensi kerawanan pada cuaca di Maluku itu  diakibatkan suspect area pusat tekanan rendah terpantau di sekitar laut Arafura sebelah Utara Australia yang diperkirakan  mengalami intensifikasi dalam 24-72 jam kedepan menjadi sistim tekanan rendah.

Sistem ini membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) di Jawa bagian Timur, Laut Flores,  dan di Sulawesi bagan Selatan serta daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Jawa Timur dan dari Selat Makassar hingga laut Maluku.

Sedangkan gelombang tropis (Gelombang Kalvin dan Gelombang Rosbby) terpantau aktif di seluruh wilayah Maluku. Ini menandakan adanya peningkatan  aktivitas konveksi di atmosfer yang  berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan-awan hujan.

Baca Juga: Ambon Siap Belajar Tatap Muka

Kondisi tersebut mampu meningkatkan  potensi pertumbuhan awan hujan di  sekitar sirkulasi siklonik atau pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi.

Selain itu bibit Siklon Tropis 97S/pusat tekanan rendah terpantau di Australia bagian Utara (memasuki wilayah daratan), sehingga melemahkan intensitasnya dan bergerak ke arah tenggara.

Sistem ini masih memberikan dampak tidak langsung berupa daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di NTT, yang mendukung potensi hujan lebat di NTT, serta membentuk low level jet dengan kecepatan angin >25 knot yang terpantau di Laut Arafuru, Laut Flores, Laut banda, Laut Timor, NTT bagian Timur, dan Maluku.

Pusat tekanan rendah terpantau di Samudera Hindia barat daya Sumatera yang membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) yang terpantau di Samudera Hindia Barat Bengkulu.

Sirkulasi siklonik terpantau di Utara Kalimantan yang membentuk konvergensi memanjang di Kalimantan Utara. Daerah konvergensi lainnya juga terpantau memanjang di Riau, di bengkulu, di Jawa Barat bag Selatan, di Jawa tengah, di perairan selatan Jawa Timur hingga Bali, di kalimantan Tengah bagian Utara, di Kalimantan Utara, di Selat Makassar bagian Selatan, di Sulawesi bagian Tengah, di Maluku dan di Papua Barat serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di perairan Selatan Jawa Timur, Selat Makassar bag Selatan, Laut Flores, di NTT bagian Timur dan di Laut Banda.

Untuk itu masyarakat perlu mewaspada dengan melihat tanda-tanda alam. Jangan keluar rumah atau bepergian dengan menggunakan transportasi laut. Lebih baik berdiam diri di rumah. (**)