MASOHI, Siwalimanews – Pameran budaya keliling yang digelar Mesium Budaya Siwalima dibawa dinas pendidikan dan ke­budayaan Maluku guna mengingat kembali atas refleksi sejarah budaya bangsa di Maluku.

“Momen ini penting sekali agar generasi muda kita dapat dibuka wawasannya serta pemahaman akan refleksi sejarah budaya bangsa di Maluku yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan masa lampau para datuk-datuk kita, kata Camat Saparua, Winni Prajawati Salamor dalam sambutannya yang dibacakan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Saparua, Hendrik Pattiasina saat membuka pameran budaya keliling di SD Kristen Tiouw di Saparua, Selasa,(16/5).

Selaku pejabat pemerintahan di Saparua, kegiatan ini merupakan suatu kehormatan dan kesempatan yang berharga untuk warga masyarakat dapat menyaksikan sebagian benda-benda koleksi museum yang mempunyai nilai sejarah.

Berdasarkan pengamatan sejarah masa lalu, Maluku memang terkenal dengan cengkih dan pala sehingga di sebut juga pulau rempah-rempah.

Selain itu Maluku juga kaya akan keanekaragaman etnis dan budaya serta kekayaan alam, baik daratan maupun lautan yang sudah dikenal di Asia sampai ke Timur Tengah dan Eropa.

Baca Juga: BPBD Diminta Antisipasi Bencana Alam

“Sejarah Maluku telah memper­kaya peradaban bangsa kita dan umat manusia. Manusia Maluku yang pada awalnya sangat bersahaja lambat laun mengalami interaksi dan akulturasi budaya luar yang sangat kuat dalam perjalanan panjang sejarahnya,” urainya.

Ditempat yang sama, Kepala UPT Mesium Siwalima, Darwin Lawalatta mengaku Museum Siwalima telah mengembangkan misinya di masya­rakat melalui berbagai kegiatan baik kegiatan yang dilaksanakan di museum maupun di luar museum.

“Tujuannya bagaimana mena­namkan kesadaran dan pemahaman serta apresiasi masyarakat akan pentingnya nilai-nilai budaya sebagai perekat bangsa dalam persaudaraan,” ulasnya.

Dikatakan persaingan di bidang pendidikan dewasa ini juga telah me­ngindikasikan bahwa mutu pendi­dikan di Maluku masih rendah serta kualitas SDM yang belum memadai.

Untuk itu ia berharap pameran ini dapat memberikan nuansa rekreasi sambil belajar kepada masyarakat, khususnya generasi muda, peserta didik untuk lebih mengenal secara dekat akan benda-benda budaya yang bernilai sejarah. (S-17)