AMBON, Siwalimanews – Kepala Perum Bulog Divre Maluku, Asmal memastikan stok gula pasir di gudang bu­log seluruh Maluku kosong sejak Februari 2020. Ia mengklaim, 200 ton dalam perjalanan dengan kapal dari Lampung.

Akibat kelangkaan, harga gula pasir curah di pasar-pasar tradisio­nal naik mencapai Rp.19 ribu perkilo gram. “Jadi stok gula pasir kita kosong sejak Februari,” kata Asmal kepada wartawan di Kantor Gu­bernur Ma­luku,” Senin (6/4).

Ia menjelaskan, untuk mengatasi kekosongan stok gula pasir di Ma­luku akan didatangkan dari Lam­pung.

“Kita akan dikirim stok gula pasir sebanyak 200 ton dari Lampung un­tuk tahap pertama pendistribusian. Kapal baru dalam perjalanan ke Maluku,” terang Asmal.

Sementara untuk stok kebutuhan lainnya yang disediakan Bulog Divre Maluku seperti minyak go­reng, terigu maupun kebutuhan lain mencukupi di pasar tradisional maupun distributor.

Baca Juga: Warga Keluhkan Ketersediaan Air Bersih

Hanya gula pasir, kata Asmal, yang disediakan bulog Maluku memang stoknya belum masuk, namun kelangkaan ini berlangsung secara nasional.

“Ini secara nasional terjadi kelang­kaan gula pasir sehingga kita belum bisa siapkan gula pasir kepada pedagang,” ujarnya.

Bulog Diminta

Bulog Divre Maluku diminta se­gera memasok gula pasir ke Maluku. Pasca stok habis, Bulog berjanji hanya dalam waktu dua minggu, pasokan gula pasir sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, karena sementara dalam perjalanan dengan kapal laut.

Nyatanya sudah lewat dua minggu, gula yang dijanjikan Bulog Maluku itu tidak kunjung tiba.

Menyikapi hal itu, Komisi III DPRD Provinsi Maluku meminta Bulog untuk menepati janji pasok gula pasir ke Maluku, mengingat kondisi dan situasi daerah yang sementara menghadapi ancaman Covid-19.

“Bulog kami minta tepati janjinya, ini kan kondisi daerah sementara menghadapi ancaman Covid-19. Mestinya peran Bulog dalam hal ketersediaan pangan juga harus dilaksanakan, salah satunya dengan pasokan gula pasir. Kami berharap kebutuhan gula pasir di Maluku khusus Kota Ambon tidak langka,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Hatta Hehanussa kepada Siwalima, Minggu (29/3).

Menurut Hatta, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Bulog maupun Pemerintah Daerah dalam hal ini Disperindag untuk segera memantau serta mengupayakan solusi, karena persoalan ini jika dibiarkan akan menjadi persoalan yang serius di tengah kondisi ancaman Covid-19.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengadaan Operasional Perum Bulog Divisi Regional Maluku, Hamdani Malawat mengaku, untuk pasokan gula 250 ton agak terlambat, lantaran kapal pengangkut terhalang ancaman Covid-19.

Meskipun begitu, Malawat men­jamin, pertengahan April ratusan ton gula yang dijanjikan tersebut segera masuk Ambon. Menurutnya, paso­kan gula tidak hanya 250 Ton, melainkan 300 Ton.

Saat ini, gula yang tersisa di Bulog tambah Malawat, bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga gula yang dalam perjalanan itu tiba di Ambon. “Kalau saat ini gula yang tersisa digudang masih bisa untuk mencu­kupi kebutuhan masyarakat, sambil kita menunggu gula yang sementara dipesan dan akan diangkut dengan kapal itu,” ungkap Malawat. (S-39)