AMBON, Siwalimanews – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Ambon mencatat dalam kurun waktu Januari hingga minggu ke tiga di bulan November ini telah terjadi 2.884 kali gempa dan 129 diantaranya dirasakan.

“Tidak ada dampak gempa yang signifikan sejauh ini. Hanya saja diawal tahun, terdapat sejumlah kerusakan ringan pada bangunan saat gempa mengguncang wilayah Kobi di Seram Utara,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Ambon Andi Azhar Rusdin kepada Siwalimanews, Selasa (24/11)

Menurutnya, gempa bumi terjadi setiap hari, dimana berdasarkan catatan BMKG dalam kondisi normal, rata-rata gempa terjadi empat kali dalam sehari.

Setiap kejadian gempa berkekuatan besar, akan terjadi pergeseran blok batuan di kerak bumi yang sangat luas. Pergeseran tersebut membawa energi yang besar sehingga terjadi ketidakseimbangan atau ketidakstabilan di zona tersebut.

“Normalnya rata-rata empat kali gempa setiap hari dengan kekuatan magnitude 1 keatas. Namun tidak semua kejadian diinformasikan. Biasanya, hanya gempa magnitudo 3 keatas dan 3 kebawah namun dirasakan,” ujarnya.

Baca Juga: BMKG Tambah 14 Alat Diseminasi di Maluku

Adanya proses mencari keseimbangan, maka akan menghasilkan tumbukan yang menyebabkan gempa. Di Maluku sendiri memiliki dua sumber gempa, yakni pertemuan lempeng serta sumber patahan lokal, baik di laut maupun di darat.

Pertemuan lempeng itu sendiri yang memanjang dari selatan Maluku melintas di bagian timur hingga di utara Pulau Seram. Selain itu, ada sumber dari patahan lokal, baik di darat maupun laut di setipa pulau.

“Dengan kondisi tersebut, Maluku menjadi salah saju wilayah di Indonesia yang berpotensi tinggi terjadi gempa,” pungkasnya. (Cr-5)