AMBON, Siwalimanews – Inflasi Provinsi Maluku pada periode bulan Juli tercatat masih rendah dan terkendali. Indeks Harga Konsumen (IHK) Maluku pada periode ini tercatat inflasi 0,04% secara bulanan lebih rendah dari periode Juni 2020 yang tercatat 0,46 %.

“Secara tahunan inflasi Maluku tercatat 0,95% dan secara tahun berjalan alami inflasi 0,76%,” ungkap Kepala Perwakilan BI Maluku Noviarsanno Manullang dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Rabu (5/8).

Menurutnya, inflasi Maluku tersebut masih lebih rendah dari target pencapaian inflasi tahun 2020 yang ditetapkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sebesar 3%±1%. Rendahnya inflasi Maluku pada periode ini disebabkan oleh kelompok transportasi yang mengalami deflasi 1,80%.

Selain, kelompok transportasi mengalami deflasi juga disebabkan oleh rendahnya permintaan terhadap jasa transportasi sejalan dengan penerapan PSBB di Kota Ambon hingga minggu kedua di bulan Juli tahun ini.

“Rendahnya permintaan terhadap jasa transportasi terlihat dari turunnya jumlah penumpang yang masuk dan keluar melalui Bandara Pattimura dan Pelabuhan Yos Sudarso juga disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat terhadap bertambahnya kasus positif covid-19,” ungkapnya.

Dikatakan, saat ini, jasa angkutan udara hanya melayani rute penerbangan dari dan ke luar Maluku, sedangkan rute penerbangan di dalam Maluku masih dihentikan sementara. Namun demikian, jasa angkutan laut tetap melayani rute pelayaran keluar dan di dalam Maluku.

Selanjutnya, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya juga masih mengalami deflasi pada periode ini sebesar 0,01%. Deflasi pada kelompok ini sejalan dengan rendahnya aktivitas masyarakat di luar rumah serta penerapan PSBB di Kota Ambon sehingga beberapa lokasi wisata ditutup.

“Untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi pada periode ini. Kelompok ini mengalami inflasi 0,63%,” tuturnya.

Inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau utamanya disebabkan oleh naiknya harga komoditas sayuran berdaun, seperti kangkung, sawi hijau dan bayam. Selain itu, beberapa harga komoditas ikan segar seperti ikan selar, ikan kakap merah dan ikan teri juga mengalami kenaikan harga.

Terbatasnya volume pasokan sayur dan ikan segar ini disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah Maluku sepanjang bulan Juli.  Hal ini dikonfirmasi oleh BMKG yang mengkategorikan curah hujan di Maluku dengan status tinggi.

“Kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga juga mengalami inflasi. Kelompok ini mengalami inflasi 0,82%. Inflasi pada kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga disebabkan oleh naiknya harga komoditas sabun cuci piring dan sabun detergen bubuk,” ujarnya.

Pada periode Juli, TPID Maluku bersinergi dengan satgas pangan dan stakeholder untuk memberikan perhatian khusus terhadap ketersediaan pasokan bahan pokok saat penerapan PSBB di Kota Ambon. Dinas Perindag dan satgas juga secara rutin melakukan inspeksi ketersediaan bahan pokok di tingkat distributor dan pedagang eceran.

Ia berharap, Kantor Perwakilan BI Maluku senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemprov Maluku dan seluruh OPD, TPID Maluku dan kabupaten/kota se-Maluku, satgas pangan, pelaku usaha, dan pihak terkait lainnya untuk mengendalikan harga. (Mg-5)