AMBON, Siwalimanews – Kenaikan harga angkot yang rencananya akan diberlakukan mulai besok, Selasa (7/9), mengundang reaksi warga Kota Ambon. Rame-rame mengecam kebijakan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.

Warga menilai, kenaikan harga angkot yang ditetapkan Pemkot Ambon sangat tinggi yakni naik Rp 800-Rp 1.200. Fintje (40), salah satu warga kota mengatakan, dirinya belum mengetahui soal kenaikan harga angkot bahkan kalau nilai yang dipatok pemkot Rp 800-Rp 1.200 cukup tinggi.

“Beta tidak tahu harga oto (angkot) mau naik. Kalau sampe mahal begitu katong jang ke pasar lai. Harga Oto lebih mahal harga sayur,” ujarnya kepada Siwalima Sabtu (5/9) dengan dialog Ambon yang kental.

Menurut wanita paruh baya ini, kenaikan harga angkot tak realistis. Sebab jika diestimasi, jarak tempat tujuan terlalu dekat tidak sebanding dengan harga angkot yang cukup tinggi itu.

Tak hanya Fintje, Anike (35) penjual nasi kuning juga mengatakan hal yang sama. Dirinya tak menyetujui perihal kenaikan harga angkutan umum. Katanya, jumlah yang dipatok terlalu tinggi.

Baca Juga: Wainitu Diharapkan tak Lagi Jadi Kawasan Kumuh

“Tidak apa-apa kalau mau naik tapi jangan terlalau mahal. Ini su terlalu mahal lai yang beta takutkan, pemerintah sudah atur sebegitu mahal lalu nanti sopir kasih naik lagi,” tandasnya.

Anike meminta pemerintah dapat memperhatikan terlebih dahulu estimasi jarak tempuh. Agar masyarakat tak dirugikan meski regulasi tersebut diturunkan acara resmi oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. “Beta tidak setujui kenaikan harga ini, karena beta punya rumah dengan jarak yang ditempuh angkot terlalu dekat,” ungkapnya.

Sementara itu, Beril salah satu mahasiswa mengatakan dirinya setuju terkait kenaikan harga angkutan umum. Hanya pemkot menaikan harga itu yang wajar. “Tidak masalah kalau mau naik. Kan premium sudah mau ditarik dari peredaran, cuman kenaikan harga angkot itu yang wajar saja,” kata Beril.

Menurut Beril, sebelumnya ketika harga BBM naik harga beberapa waktu yang lalu itu angkutan kota telah dinaikkan Rp 2.800 namun kenyataannya harganya tak sesuai justru dinaikkan lagi menjadi Rp 3.000. Kalau hari ini harga naik lagi ada kemungkinan akan ada hal yang sama juga.

“Yang terpenting, pemerintah harus turun ke lapangan. Sebab kadang sopir angkot menaikan harga sesuka hati,” harapnya.

Perkuat Sosialisasi

Anggota DPRD Provinsi Maluku, dapil Kota Ambon, Edison Sarimanela mengingatkan Pemerintah Kota Ambon untuk lebih aktif dan masif melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

“Sebagai wakil rakyat saya mau mengingatkan Pemerintah Kota Ambon untuk melakukan sosialisasi secara masif kalau mau menaikan tarif angkot,” tegas Sarimanela.

Menurutnya, sosialisasi perlu dilakukan kepada masyarakat yang nantinya menggunakan jasa angkutan umum, sebab kebijakan ini terlihat sebagian kebijakan yang mendadak, sehingga masyarakat harus diberikan pemahaman yang baik.

Jika, masyarakat tidak diberikan pemahaman maka kebijakan menaikkan tarif angkutan umum akan berujung menjadi polemik yang berkepanjangan dan mungkin saja berujung dengan aksi demonstrasi.

Apalagi, kondisi ekonomi masyarakat saat ini sudah cukup terpukul dengan adanya pandemi covid-19, sehingga Pemerintah Kota Ambon harus hati-hati dalam membuat kebijakan. (S-52)