AMBON, Siwalimanews – Sama-sama menjalani massa karantina sebelum mengikuti lomba lari ultra marathon bertajuk Tour of Peninsula, pelari asal Maluku Matheos Berhitu mengelar latihan bersama Lily Suryani.

Srikandi asal pulau Dewata tersebut juga sudah beberapa menjuarai lomba lari ultra marathon tingkat internasional pada kategori putri.

“Jadi selama kita menjalani karantina, saya bersama dengan Lily setiap hari mengelar latihan bersama untuk mantapkan persiapan jelang lomba,” kata Berhitu kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (25/11).

Ditanya kenapa memilih seorang pelari perempuan Berhitu mengaku kalau teman latihan selama di karantina juga mewakili Indonesia di Tour of Peninsula dan punya prestasi di tingkat internasional.

“Kami sudah mengenal satu sama lain karena menekuni bidang yang sama. Dia dua kali juara di Ultra Marathon Prancis, juara pertama Ultra Marathon Singapura, dan banyak lagi  pada  kategori putri,” ujarnya.

Baca Juga: Berhitu: Saya Tertinggal 367 Kilometer

Untuk Tour of Peninsula, pemerintah Indonesia mengutus dua pelari yakni untuk kategori putra dirinya dan putri pelari asal Bali.

“Kami berdua bernasib sama, harus tertinggal 367 Km dari peserta yang lain karena akhir masa karantina jatuh pada 4 Desember sementara lomba sudah berjalan 1 Desember,” terangnya singkat.

Tertinggal 367 Km

Sebelumnya diberitakan Pelari Kenamaan Maluku Matheos Berhitu lamanya masa karantina membuat dirinya harus tertinggal 367 Km dari peserta lain di lomba lari Ultra Marathon bertajuk tour of Peninsula, Kuala Lumpur.

Lomba lari akan berlangsung pada 1 Desember mendatang namun dirinya baru keluar dari karantina pada tanggal 4 Desember dan peserta yang lain sudah dilepas dari garis star di Merdeka Square, Kuala Lumpur menuju ke Penang.

“Jadi saya baru lari pada tanggal 5 Desember itu peserta yang lain sudah ada jauh sekitar 367 kilo meter. Ketinggalan cukup jauh,” kata Matheos Berhitu kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (22/11).

Menurutnya di hari pertama peserta diharusnya menempu jarak 73 Km, hari kedua sejauh 75 Km, hari ketiga 72 Km, hari ke empat sejauh 76 Km dan hari ke lima 71 Km.

“Saya yakin Tuhan akan tolong. Saya akan lari 24 jam tanpa henti untuk mengejar ketertinggalan itu. Dalam sehari saja bisa tempuh 120 Km,” ujar Berhitu.

Keterlambatan, menurutnya ini bukan kasalahan dari pribadinya sehingga harus tertinggal 367 Km dari peserta lain namun diduga dari panitia yang tidak menginginkan dirinya kembali juara untuk ketiga kalinya di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Saya sudah dua kali juara di Kuala Lumpur untuk lomba lari ultra marathon dan ini ketiga kali, walau terlambat, dengan dukungan doa dari masyarakat Maluku dan masyarakat Indonesia, saya pastikan bisa juara,” tegasnya. (S-39)