Beralasan Obat Habis, RSUP Leimena tak Layani Pasien BPJS
AMBON, Siwalimanews – Beberapa pasien BPJS mengeluhkan pelayanan di RSUP dr Johannes Laimena Ambon. Bahkan, membuat kecewa masyarakat Maluku.
Kepada Siwalimanews Djidon Batmomolin, yang sejak tahun 2020 menjadi pasien BPJS di RSUP Leimena mengaku kecewa dengan pelayanan pada rumah sakit tersebut.
Pasalnya, ia yang adalah pasien untuk dengan diagnose gula darah mengaku, sudah dua kali dirinya ditolak karena alasan kehabisan obat untuk insulin.
“Saya sudah sejak 2020 berobat di RSUP Leimena ini, bulan lalu (Agustus), saya datang, pihak RS beralasan tidak ada obat untuk insulin, kata petugas obatnya habis. Disitu terjadi sedikit adu mulut dengan petugas, saya minta ketemu dengan direkturnya, dan kemudian dicarikan solusi, saya dilayani, karena obatnya sudah ada,”ujar Batmomolin kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (19/9).
Namun pada September ini lanjut Batmomolin, peristiwa yang sama kembali terjadi, pihak RSUP kembali beralasan soal kehabisan obat. Bahkan, tidak hanya untuk dirinya, beberapa hari kemarin (Jumat red), dirinya bersama sekitar 6 pasien yang akan melakukan cuci darah, kembali tidak dilayani dengan alasan kehabisan obat dan lainnya.
Baca Juga: Tim Asesor Akrediatasi Sambangi TK Hang Tuah“Alasan pihak rumah sakit ya habis. Entah obat entah apa. Padahal kita ini penyakit kronis dan wajib mendapatkan tindakan saat itu. Sudah begitu tidak bisa ambil obat dari luar, lalu kita bagaimana. Ini tidak ada solusi dari pihak rumah sakit, ini kan fatal. Ada yang ginjal, cuci darah, itu sekitar 6 orang, kita tidak dilayani,” bebernya.
Dirinya sangat menyangkan hal itu dan menilai, pihak RSUP Leimena sangat tidak bertanggungjawab.
“Kemarin itu saya minta ketemu direksinya, katanya semua ada tugas luar. Malah dikasih ke bagian obat, petugasnya jawab bahwa mereka hanya anak buah tidak bisa ambil kebijakan, artinya obat ada. Ada apa dengan pihak RS? Lalu kalau kondisinya demikian solusinya apa juga tidak ada. Sementara saya dan pasien-pasien ginjal yang harus cuci darah itu wajib diambil tindakan. Rumah sakit ini sangat tidak bertanggungjawab. Apa karena kita pasien BPJS, kan kita menjalankan kewajiban juga dengan membayar iuran,” kesalnya.(S-25)
Tinggalkan Balasan