AMBON, Siwalimanews – Bentrok antar kelompok pemuda kembali pecah di Kota Tual. Kali ini bentrokan terjadi antara kelompok pemuda Kompleks Banda Eli dan Yarler pada, Selasa (31/1).

Akibat dari bentrokan dua kelompok pemuda itu, 13 orang mengalami luka-luka serta sejumlah rumah ikut dibakar.

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Roem Ohoirat kepada wartawan di Mapolda Maluku, Rabu (1/2) menjelaskan, bentrokan yang terjadi diawali dengan peristiwa pada 28 Januari lalu, dimana ada sekelompok pemuda yang tengah mabuk makan di warung sekitar Kantor Walikota Tual .

Usai makan, para pemuda tersebut tidak mau membayar dan melakukan pemukulan terhadap pemilik warung.

“Ada sekelompok pemuda mabuk dan makan di tempat penjualan, selesai makan tidak bayar, sehingga terlibat cek cok yang berujung pemukulan kepada penjual, namun untuk kejadian ini Polres Tual bergerak cepat dan mengamankan 7 orang pelaku,” ucap Ohoirat.

Baca Juga: Belasan Gepeng dan Anak Jalanan Terjaring Razia

Imbas dari kejadian pada 28 januari tersebut, seorang pemuda dari kompleks Banda Eli yang diduga terkena panah dari OTK yang berujung konsentrasi massa dan saling serang dengan pemuda kompleks Yamler, Selasa (31/1) hingga Rabu (1/2) dini hari.

“Jadi ada salah satu pemuda yang terkena anak panah lalu memprovokasi sehingga terjadi konsentrasi massa yang berujung saling serang,” jelas Ohoirat.

Ohoirat mengaku, akibat insiden ini mengakibatkan 13 korban luka, masing masing 10 orang warga dan 3 oknum anggota polisi.

“Korban luka akibat terkena lemparan batu dan senapan angin ada 13 orang. Sejumlah rumah juga dibakar,” beebr Ohoirat.

Ohoirat juga menghimbau warga, khusus yang terlibat bentrok untuk menahan diri, serta menyerahkan penegakan hukum ke aparat kepolisian.

Untuk situasi terkini, mantan Kapolres Tual ini mengaku, sudah berangsung kondusif. Bhakan aparat kepolisian bersama TNI, Pemda, dan para tokoh Agama serta tokoh masyarakat saat ini sementara melakukan pertemuan untuk mencari solusi perdamaian.

“Saat ini situasi sudah berangsur kondusif, aparat gabungan TNI Polri, ditambah personil Brimob yang ditarik dari Elat sudah disiagakan. Saat ini sementara rapat yang libatkan Kapolres, Dandim, Pemda, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi perdamaian, untuk itu Polda Maluku himbau masyarakat menahan diri dan tidak mengiring atau mengkaitkan konflik ini ke kelompok, desa, adat hingga agama, serahkan proses hukumnya kepada aparat,” himbau Ohoirat. (S-10)