AMBON, Siwalimanews – Pasca bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Ambon akibat tingginya curah hujan, terhitung sejak 19 Juni 2022 hingga 8 Juli 2022 kemarin, mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan 4.341 jiwa, mengungsi.

Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon, Jafri Taihuttu kepada Siwalimanews, Sabtu (9/7) menuturkan, dari hasil koordinasi internal sekaligus shering data dengan Sekretaris Dinas BPBD Kota Ambon Eva Tuhumury tercatat, selain ribuan warga kota mengungsi akibat peristiwa bencana selama tiga pekan juga 834 unit rumah warga terendam banjir.

Sementara yang mengalami kerusakan terdata sebanyak 57 unit rumah, dan yang berada pada posisi terancam longsor sebanyak 78 unit rumah.

“4.341 jiwa itu terdiri dari 1.073 KK mengungsi. Sedangkan untuk rumah yang rusak itu, dari data yang kami terima, akibat tertimbun longsor dan juga pohon yang tumbang,” ujar jafri.

Terkait kondisi Ambon saat ini, selaku wakil rakyat yang juga warga kota, Jafri mengaku prihatin atas musiba yang menimpah warga. Untuk itu, pihaknya meminta agar tetap waspada, deteksi sedini mungkin hal-hal yang akan terjadi, dengan melakukan evakuasi mandiri, mengingat kondisi alam saat ini tidak menentu.

Baca Juga: Ambon Terpilih Jadi Role Model Pengelolaan SP4N

“Mereka yang terdampak, menurut BPBD sudah ditangani, dengan bantuan-bantuan tanggap darurat. Selain makanan siap saji, juga terpal, karung, sekop dan gerobak, diberikan,” ujar Jafri.

Taihuttu juga menyampaikan turut berbelasungkawa, bagi warga yang kehilangan keluarganya akibat bencana yang terjadi di Kota Ambon.

“Sesuai data yang diterima komisi, tiga warga (anak-anak) dinyatakan meninggal dunia. Dua diantaranya akibat tertimbun longsor di kawasan IAIN Ambon, dan satunya tenggelam akibat banjir di Ahuru,” jelasnya.

Sementara untuk fasilitas umum yang terkena dampak akibat bencana lanjut Jafri yaitu tanggul sungai di 6 titik, talud penahan badan jalan/lingkungan/pemukiman 10 titik. Semua ini berada di Negeri Passo, Air Besar, ditambah 5 titik jalan raya di Jalan Inatuni Karpan, serta 1 jembatan di Halong.

“Satu Rumah Sakit juga terdampak banjir yaitu RS Otto Kuyk di Passo. Sedangkan untuk fasilitas sekolah yakni SDN 86 dan 34 terkena longsor serta SD Inpres 42 Ambon,” rinci Jafri.

Hingga Jumat (8/7) kemarin tambah Jafri, yang terdampak bencana telah ditinjau, pendistribusian bantuan logistik tanggap darurat juga telah dilakukan dan juga koordinasi tingkat desa/negeri, hingga RT, terkait pembersihan sisa-sisa banjir dan longsor,” tutur Jafri.

Jafri menghimbau kepada seluruh warga kota agar selalu waspada dan berhati-hati, mengingat kondisi cuaca di Ambon sampai pada Sabtu (9/7), masih berada dalam kondisi hujan lebat.

“Ini kondisi yang tidak dapat kita hentikan, tapi diupayakan untuk bisa kita hindari. Ada posko-posko pengaduan dari OPD-OPD terkait, masyarakat yang terdampak boleh melaporkan apa yang dibutuhkan. Terutama untuk bantuan tanggap darurat,” himbaunya.

Menurut Jafri, pihaknya akan terus berkoordinasi, terutama dengan OPD-OPD mitra, seperti Dinsos, Dinkes dan BPBD, sejauh mana penanganan bagi warga kota yang terdampak bencana banjir maupun tanah longsor. (S-25)