AMBON, Siwalimanews – Hasil uji sampel swab masih positif, menyulut emosi belasan pasien Covid- 19, yang sementara dikarantina di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Maluku.

Mereka mengamuk dan membakar sebuah tenda di halaman LPMP, Jumat (12/6), sekitar pukul 19.40 WIT.

Informasi yang diperoleh Siwalimanews menyebutkan, aksi yang dilakukan oleh mereka karena tidak puas dengan hasil uji sampel swab mereka yang tak kunjung menggembirakan.

Dari hasil uji sampel swab yang dikeluarkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Ambon, 5 orang negatif, sehingga mereka dinyatakan sembuh. Sedangkan 16 lainnya masih positif.

“Mereka yang masih negatif ini yang ngamuk,” ujar salah satu staf di LPMP Maluku, kepada Siwalimanews sembari meminta namanya tidak ditulis.

Baca Juga: ASN Pemkab Malteng Diijinkan Kerja dari Rumah

Mereka kembali tenang, setelah aparat dari Polresta Ambon dan Pulau-pulau Lease datang sekitar pukul 21.13 WIT.

Kapolresta Ambon Kombes Leo Surya Nugraha dan Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Maluku, Kasrul Selang juga turut menenangkan mereka.

Kasrul Selang yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. “Memang warga yang kita karantina ngamuk dan bakar satu tenda,” ujarnya.

Selang menjelaskan, mereka tidak puas kenapa temannya lima orang dipulangkan, sedangkan mereka masih tetap dikarantina.

“Hasil swab mereka masih positif, mereka lampiaskan kekecewaan dengan bakar tenda yang selama ini menjadi tempat mereka mendapatkan makanan ketika berolah raga pagi hari, itu yang mereka bakar,” jelas Kasrul.

Dikatakan, sebanyak 21 orang yang selama ini dikarantina di LPMP. Dari jumlah itu, 5 orang hasil uji sampel swab negatif.

“Mereka juga merasa terlalu lama berada di lokasi karantina, karena rata-rata sudah 30 hari. Mereka jenuh juga, namun kita tidak bisa berbuat apa-apa, masih positif, tidak bisa dipulangkan,” ujar Kasrul.

Setelah diberikan penjelasan, kata Kasrul, mereka kembali tenang. “Mereka merasa jenuh, kita bisa kasih altenatif lain yakni karantina mandiri di rumah, tetapi harus dikaji dulu dengan gugus kota mekanismenya bagaimana,” ujarnya. (S-39)