AMBON, Siwalimanews – Semangat Nenek Mien Tamtelahitu untuk sem­buh dari virus corona di­apresiasi berbagai pihak.  Masyarakat harus banyak belajar untuk taat terha­dap anjuran pemerintah.

Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Pendeta Elifas T. Maspaitella me­ngatakan, belajar dari ka­sus yang menimpah ne­nek berusia 74 tahun itu,  maka masyarakat dihim­bau untuk tetap menaati semua aturan ataupun himbauan yang dike­luar­kan oleh pemerintah dengan men­jaga jarak, menggunakan masker serta tetap tinggal di rumah.

“Dari testimoni oma ini, mas­yarakat perlu banyak belajar dan harus taat atas semua aturan pemerintah,” tandasnya, kepada Siwalima, Jumat (24/4).

Kata Maspaitella, sejak awal GPM terus bergumul untuk kesem­buhan semua pasien Covid-19 di Maluku dan di Indonesia serta para tim medis yang menangani karena kesembuhan pasien covid adalah syukur bagi gereja yang ada di Maluku dan Maluku Utara.

Olehnya itu Maspaitella meng­himbau agar semua umat tetap berdoa agar dijauhkan dari semua bentuk penyakit, termasuk Covid-19 dan kepada para pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit untuk tetap berpengharapan kepada Tuhan, dan Tuhan pasti menyem­buhkan dengan memakai tenaga me­dis sebagai alat untuk kesem­buhan.

Baca Juga: Ini Testimoni Nenek 74 Tahun

“Bagi para pasien Covid-19 tetap berpengharapan dalam Tuhan, pasti semua akan terangkat,” ujarnya.

Ketua MUI Maluku, Abdullah Latu­apo mengatakan, sebagai manu­sia patut mengucap syukur ke­pada Tuhan Yang Maha Kuasa bah­wa dengan upaya medis sehi­ngga nenek 74 tahun dapat mele­wati masa kritis dan telah meng­alami kesembuahan.

“Ini harus menjadi pelajaran bahwa  kita harus berhati-hati dan was­pada untuk menjaga keseha­tan, keselamatan dengan mengi­kuti anjuran dari pemerintah,” ujarnya.

Semua menginginkan agar mata rantai virus corona diputus, sehingga kehidupan bisa pulih kembali se­perti biasa. Untuk itu, kata Latuapo, kesadaran diri dari tiap orang harus diperhatikan guna pemutusan mata rantai virus corona.

“Semua masyarakat pastinya ingin melakukan pekerjaan seperti dulu lagi dan juga dapat melakukan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan sebaik-baiknya, sehingga harus bisa melakukan semua menjadi kebijakan dari pemerintah,” ujarnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada tenaga medis yang mem­berikan pelayanan terbaik, sehi­ngga nenek 74 tahun dan pasien lainnya bisa sembuh.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Nyoman Suka­nada juga menyampaikan hal yang sama.

“Kesembuhan yang dialami nenek usia 74 tahun merupakan suatu ke­ajaiban, meskipun di usia 74 tahun yang sangat rentan, tetapi dapat mengalami kesembuhan,” tuturnya.

Ia meminta masyarakat untuk me­ngikuti anjuran pemerintah da­lam mencegah penyebaran virus corona.

“Untuk para pasien yang se­men­tara menjalani perawatan, jangan patah semangat,” tandasnya.

Ia mengatakan, tim medis pan­tas disebut sebagai pahlawan serta semua kelompok relawan yang bersama-sama membantu para pasien.

Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury mengatakan, testimoni dari nenek 74 diharap­kan memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk taat terhadap anjuran pemerintah.

“Kami kira itu baik sekali khusus kepada masyarakat, agar dengan testimoni ini dapat menyadarkan masyarakat untuk lebih menaati aturan yang ada,” ujarnya.

Kata Wattimury, masyarakat mestinya banyak belajar dari kasus yang menimpa nenek 74 ta­hun. Walaupun usia lanjut, ia tetap bersemangat untuk melawan virus corona.

“Jadi motivasilah dan perlu diperhatikan karena mereka mera­sakan beta sakitnya menjadi orang yang terkonfirmasi Covid-19,” tuturnya.

Kepada para pasien yang sementara berjuang melawan Covid-19 di rumah sakit Wattimury meminta untuk tetap berjuang melawan rasa sakit yang ada, dan pasti Tuhan akan menolong.

Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisutta juga memberikan apre­siasi yang sangat tinggi terhadap nenek 74 tahun atas semangat hidup yang luar biasa dalam situasi yang sangat memprihatinkan, tetapi dengan kedislipinan yang kuat serta mematuhi seluruh anju­ran para medis, sehingga ia bisa sembuh.

“Usianya sangat lanjut, tetapi memiliki semangat hidup yang tinggi sehingga patut menjadi contoh bagi kita,” ujarnya.

Toisutta berharap, masyarakat dan kota ini secepatnya keluar dari situasi saat ini, dengan cara mematuhi anjuran pemerintah.

“Dalam memutus mata rantai ini Covid-19 memang tidak segam­pang apa yang dipikirkan dan se­mua masyarakat seharusnya juga patuhi apa yang menjadi tanggung jawab kita bersama,” paparnya.

Bukan Aib

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, Syarif Hadler menegaskan, corona bukanlah sebuah aib, sehingga masyarakat tidak perlu takut akan ancamannya virus tersebut.

“Saya kira seperti apa yang sudah di sampaikan oleh pak wali berulang-ulang kali bahwa jangan melihat bahwa Covid-19 ini seba­gai aib. Sebab ini sebuah virus yang kemudian karena penye­barannya itu tidak dilihat sehingga memang membuat orang keba­nya­kan takut,” ujarnya.

Hadler juga menegaskan, me­reka yang sudah sembuh tidak akan menularkan karena penanga­nan yang dilakukan oleh pemerin­tah sudah sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga tidak perlu ada yang ditakuti oleh masyarakat.

“Jangan takut pada pasien, tapi takut pada penyebarannya. Dengan cara tidak keluar rumah, kalau keluar rumah untuk hal mendesak de­ngan catatan harus mengguna­kan masker dan hindari berkeru­mun,” himbaunya.

Testimoni Nenek 74 Tahun

Saat hasil pemeriksaan Polyme­rase Chain Reaction (PCR) menya­takan positif virus corona, sama sekali tak membuat Mien Tamte­lahitu goyah. Justru semangat nenek 74 tahun ini untuk sembuh menggebu-gebu.

Nenek yang bernama lengkap Lebrina Tamtelahitu ini, menyam­paikan testimoni bagaimana ia menjalani proses perawatan, hi­ngga ia sembuh dan dipulangkan pada 17 April lalu.

Dalam video berdurasi 3 menit 26 detik yang viral di media sosial dan beredar luas melalui pesan whatsapp, wanita lansia ini meng­aku, awalnya ia mengalami sakit demam, batuk flu serta sesak na­fas sekembalinya dari Makassar.

Ia lalu memeriksakan diri ke dokter, dan menurut dokter sakit yang dialaminya menyerupai gejala umum dari virus corona.

Nenek Mien kemudian dirujuk untuk dirawat di Rumah Sakit Tentara Tk II JA Latumeten Ambon pada 30 Maret 2020.  “Berdasarkan hasil pemeriksaan repid test dan swab PCR, beta dinyatakan positif terpapar virus corona,” ungkapnya.

Setelah dinyatakan positif terpapar virus mematikan itu, Nenek Mien kemudian dipindahkan RSUD dr. Haulussy pada 7 April 2020 untuk menjalani perawatan lanjutan.

“Saat pertama kali beta diberi tahu bahwa beta positif, beta sangat terpukul dan sangat takut mengingat pemberitaan-pemberi­taan yang selama ini katong sa­mua ikuti di berbagai media,” ungkapnya.

“Tetapi puji Tuhan berkat pertol­ongan Tuhan, dukungan doa ke­luarga, handai tolan, dan semua warga masyarakat dan terutama motivasi diri sendiri untuk sembuh dengan tetap berpikir positif, tetap tenang, tidak panik dan tentunya tetap berdoa memohon kekuatan serta kesembuhan dari Tuhan,  beta dinyatakan sembuh dan diper­bolehkan untuk pulang ke rumah pada 17 April 2020,” ungkapnya lagi.

Selain itu, kata Nenek Mien, dirinya mendapat­kan dukungan yang luar biasa dari Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon dan gugus tugas, terutama dokter serta tim medis yang senantiasa memberi­kan pelaya­nan yang luar biasa selama ia men­jalani perawatan.

“Beta mau sampaikan dangke banyak buat samua dukungan dan pelayanan yang sudah diberikan par beta dan keluarga, kiranya Tuhan jua yang akan memberi ke­baikan bapak ibu basudara sa­mua,” tandasnya.

Ia juga memberikan pesan kepada semua orang untuk tidak perlu panik dan taati selalu anjuran pemerintah. Dan bagi yang sakit harus lawan.

“Beta mau pesan par basudara samua untuk tidak usah panik, taati semua anjuran dan himbauan pe­merintah jang melawan, itu semua par katong pung bae. Kalau sakit harus lawan, beta yang sudah berusia lanjut bisa sembuh, beta yakin basudara semua juga pasti bisa sembuh, semoga Tuhan selalu menjaga dan melindungi katong samua,” ungkapnya.(Mg-4/Mg-5/Mg-6)