AMBON, Siwalimanews – Banjir dan longsor kepung Kota Ambon akibat hujan yang terjadi selama dua hari sejak sejak Sabtu (7/6) hingga Minggu (8/6) mengakibatkan dua orang mengalami luka-luka.

Keduanya adalah warga Kecamatan Sirimau, masing-masing Marlon Salelua, war­ga RT 004/RW 05 Kelurahan Batu Meja, yang mengalami luka akibat pohon tumbang dan Komarudin Keliting, warga RT 002/RW 019 Negeri Batu Merah, terluka akibat tertimpa tanah longsor.

Berdasarkan data yang diterima Siwalima melalui BPBD Kota Ambon, Senin (9/6), menyebutkan tanah long­sor terjadi di 25 titik, dimana 22 titik berada di Kecamatan Sirimau, sementara satu titik berada masing-masing di Kecamatan Baguala, Teluk Ambon dan Leitimur Selatan serta 2 titik di Kecamatan Nusaniwe.

22 titik di Kecamatan Siri­mau yakni Negeri Soya 2 titik, Kelurahan Batu Meja 7 titik, Batu Gajah 1 titik, Batu Merah 2 titik, Hative Kecil 7 titik dan Karang Panjang 3 titik.

Untuk Kecamatan Baguala, tercatat 1 titik di Negeri Passo, 1 titik di Negeri Hila Keca­ma­tan Teluk Ambon dan 1 titik di Kilang, Kecamatan Leitimur Selatan.

Baca Juga: Sholat Idul Adha di Al-Fatah Dipenuhi Warga

Kemudian 2 titik di Kecamatan Nusaniwe berada di Kelurahan Mangga Dua dan Amahusu.

Sementara cuaca ekstrim yang mengakibatkan pohon tumbang di 5 titik masing-masing 3 titik di Keca­matan Sirimau dan 2 titik di Keca­matan Nusaniwe.

Di Kecamatan Sirimau, pohon tumbang terjadi di Kelurahan Batu Meja RT 004/RW 04 yang menimpa korban Marlon Salelua dan pohon tumbang yang menimpa rumah Keluarga Souhuwat dan Leimena. Kemudian di Soya, pohon tumbang menimpa rumah kaluarga Agustinus UI, warga RT 001/RW 04.

Selain itu di Kecamatan Nusaniwe, pohon tumbang di depan RS Tk II Latumeten (RST) dan di Amahusu.

“Terhitung sejak 8 Juni, pukul 07.00 WIT, tercatat Kecamatan Siri­mau paling rawan bencana dengan 24 titik bencana diikuti kecamatan lainnya,” ungkap Plt Kepala Pelak­sana BPBD Kota Ambon, Frits, RM Tatipikalawan, melalui telepon se­lulernya, Senin (9/6).

Terkait dengan berbagai kejadian dan daerah yang rawan bencana ini, Tatipikalawan mengatakan, langkah yang diambil pihaknya dengan menggerakan tim reaksi cepat BPBD untuk mengecek lokasi-lokasi ter­dampak bencana kemudian meng­asesmen seluruh kebutuhan dari masyarakat yang terdampak untuk memberikan bantuan logistik.

“Sejauh ini, kami sudah mem­berikan banyak bantuan logistik kepada masyarakat yang terdampak, sehingga untuk mereka merasakan bencana susulan itu tidak ada lagi sebab tanggungjawab BPBD mem­berikan bantuan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Tatipikalawan.

Belasan Rumah Terendam

Lagi-lagi akibat cuaca buruk berupa hujan disertai angin kencang di wila­yah di Kota Ambon membuat sejum­lah kawasan terdampak bencana.

Salah satu kawasan yang tertimpa musibah yakni di Negeri Hative Kecil dimana 3 rumah tercatat ter­timpa longsor sementara 15 rumah lainnya terendam banjir pada Minggu (8/6).

Kasi Humas Polresta Ambon Ipda Jane Luhukay dalam rilisnya yang di­terima Siwalima Senin (9/6) menjelaskan, Hative Kecil meru­pakan salah satu kawasan yang cukup besar terdampak bencana alam akibat curah hujan tinggi yang menguyur Kota Ambon dan seki­tarnya selama 1 pekan terakhir, dimana puncaknya terjadi di hari Sabtu hingga Minggu kemarin.

Namun beruntung ditengah ter­jangan bencana tidak ada korban jiwa dalam rangkaian peristiwa tersebut.

“Untuk korban jiwa sampai saat ini nihil, kerugian yang diakibatkan ada­lah kerugian materil berupa 3 rumah yang terkena longsor dan 15 rumah terendam banjir, “jelas Lu­hukay.

Atas peristiwa tersebut, Bhabin­kamtibmas Negeri Hative Kecil Aipda P.M.Tupamahu, melaksana­kan kegia­tan kerja bakti bersama warga binaan, untuk membantu warga binaan lain yang rumahnya mengalami bencana tanah longsor dan banjir.

“Pasca kejadian Bhabinkamtibmas turun dan melakukan kerja bakti bersama warga, untuk memindahkan barang, membersihkan area terdam­pak banjir, hingga menyerahkan terpal bantuan pemerintah kepada warga  yang rumahnya terkena long­sor untuk digunakan menutupi bagian rumah yang tanahnya, sementara dikikis oleh air,”ujarnya.

Ditanya soal data korban ter­dampak, pihak belum dapat me­mastikan jumlah KK maupun korban mengungsi atas peristiwa tersebut.

Di SBT 7 Rumah

Sementara di Kabupaten Seram Bagian Timur, Minggu (8/6) meng­aki­batkan 7 rumah warga di Desa Kelaba, Kecamatan Kiandarat ter­genang banjir.

Selain 7 rumah warga yang teren­dam, genangan air setinggi lutut orang dewasa itu, juga merendam hampir seluruh pekerangan rumah warga, sehingga menimbulkan ke­cemasan, sebab genangan air ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga saja, namun berdampak juga terhadap lahan pertanian mereka.

Jafar Kella warga Desa Kelaba kepada Siwalima melalui telepon se­lulernya mengungkapkan, gena­ngan air ini mulai terjadi sejak Sabtu hingga Minggu subuh membuat air tidak sempat surut dan meluas ke berbagai area.

“Air mulai naik sekitar jam 03.00 WIT sampai pagi ini sudah sekitar 40 cm tingginya. Banyak kebun yang tergenang, termasuk kebun pisang milik saya. Bahkan ada seki­tar tujuh rumah warga yang juga terendam,” ungkap Jafar.

Kondisi seperti ini menurut Jafar, bukan yang pertama kali terjadi, sebab setiap musim hujan Desa Kelaba kerap tergenang air, bahkan berpotensi berkembang menjadi banjir yang merusak infrastruktur dan pemukiman warga.

“Ini sudah sering terjadi tiap musim hujan. Kami berharap pem­kab, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dapat segera turun tangan. Jangan menunggu kondisi semakin parah baru bertindak,” ucapnya.

Meski hujan telah reda pada Minggu (8/9) pagi menjelang siang, namun ia mengimbau warga tetap waspada, mengingat saat ini meru­pakan puncak musim hujan. Selain itu, ia juga mendesak agar pemkab mencari solusi agar persoalan ini tidak terus berulang kali terjadi dari tahun ke tahun.

“Kami butuh perhatian serius bukan hanya sekadar survei. Harus ada langkah konkret agar kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan tidak selalu menjadi ancaman rutin setiap musim hujan,” tegasnya.

Terpisah Kepala BPBD Kabupa­ten SBT M Bahrum Weul Artafella Ketika dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya, tak merespon panggilan masuk bahkan pesan singkat melalui WhatsApp juga tak digubris. (S-08/S-27)