AMBON, Siwalimanews – Banjir dan longsor terjadi di sebagian wilayah Maluku, aki­bat hujan deras sejak Senin (4/7) malam, hingga Selasa (5/7) sore. Korban jiwa dan harta bendapun tak terelakan.

Tercatat di Kota Ambon ben­cana banjir dan longsor terjadi di 15 wilayah, sedangkan di Kabu­paten SBB, longsor terjadi di Batu Sinabar Gunung Tembaga, Desa Iha-Luhu Kecamatan Huamual, mengakibatkan 9 orang tertimbun longsor, 3 tewas, 3 orang selamat dan 3 lainnya belum ditemukan.

Pada saat yang bersamaan, hujan lebat juga mengguyur Negeri Weri­nama, Kecamatan Werinama, Ka­bupaten Seram Bagian Timur,

Tercatat sedikitnya 60 makam warga di TPU Werinama hanyut ter­bawa banjir, akibat meluapnya Su­ngai Wailissa yang berada dekat TPU.

Data Ambon

Baca Juga: Warga Kurwar Ditemukan Meninggal Dunia 

Berdasarkan data Pusat Pengen­dalian Operasi Badan Penanggu­langan Bencana Daerah Kota Ambon menyebutkan, ada 15 titik lo­kasi yang terdampak bencana yaitu, banjir di 8 titik, longsor 5 titik dan pohon tumbang terjadi di dua lokasi.

Demikian diungkapkan, Manejer Pusdalops BPBD Kota Ambon Davis Passal dalam rilisnya kepada Siwalima, Senin (5/7).

Dia menyebutkan, sedikitnya 31 KK mengalami dampak banjir, 11 KK alami dampak longsor serta 24 unit rumah warga tercatat terendam, dan 11 unit rumah lainnya mengalami kerusakan.

Dijelaskan, sebanyak 135 jiwa mengalami dampak akibat banjir dan 45 jiwa terkena dampak longsor. Peristiwa itu juga mengakibatkan Sungai Waisalak di Kampung Kolam tepatnya di lingkungan RT 006/001 Desa Nania meluap hingga merendam 6 rumah warga.

“6 rumah warga yang terendam itu masing-masing milik keluarga Pardi, Muhaimin, Handri Komarudin, Hai­ran Ulath, Rieupassa dan Bachtiar,” sebutnya.

Selain banjir, kata Passal, longsor juga terjadi dan membahayakan rumah warga, diantaranya, rumah milik Keluarga Wilhemus P Kesu di Batu Meja tepatnya di RT 003/007.

“Longsor terjadi tepat dibelakang rumahnya, dan disamping rumah Keluarga Yanto, Keluarga M Wa­bula, dan Keluarga Kusnadi, di Ke­lurahan Amantelu,” ujarnya.

Selain itu, banjir juga merendam rumah Keluarga Rikumahu di RT 12, Desa Latta, dan di RT 027/003 Desa Waiheru.

Sedangkan pohon tumbang juga terjadi di kawasan Jembatan Air Besar Passo dan di depan Kampus Unpatti Desa Poka.

Sementara talud penahan tanah juga dikabarkan patah dan menimpa rumah milik Keluarga Juslandi Rollies Ruspana di RT 037/008 Negeri Passo.  Luapan air setinggi 50 cm juga menutupi ruas jalan di Dusun Kate-kate, Desa Hunuth dan beberapa ruas jalan lainnya di Kota Ambon.

Pantauan Siwalima, di Negeri Passo, Kecamatan Baguala, hujan deras sejak Senin (4/7) malam hi­ngga Selasa (5/7) pagi dini hari telah mengakibatkan puluhan rumah terendam air.

Puluhan rumah yang terendam banjir itu berada masing-masing 13 rumah dan 20 kamar kos di RT 028/RW 006, 8 rumah di RT 012/RW 003, dan puluhan rumah lainnya di RT 025/RW 005, RT 028/RW 005, dan  RT 023/RW 005.

Tak hanya banjir, longsor dan pohon tumbang juga terjadi di Passo. Sejak Selasa (5/7) dini hari, masyarakat yang berada di bantaran sungai Waiory juga sudah mulai siaga, akibat beberapa talud yang sudah roboh sejak tiga tahun lalu namun belum juga diperbaiki.

Penjabat Kepala Pemerintahan Negeri Passo, Laurens H Sopamena yang turut meninjau sejumlah lokasi rawan banjir dan longsor selalu menghimbau warga agar tetap was­pada terhadap banjir dan longsor, terutama yang tinggal di bantaran su­ngai maupun daerab pegunu­ngan.

Pohon Tumbang di  Kampus Unpatti

Selain banjir dan longsor, juga terjadi pohon tumbang di Jl.Ir. Putu­hena, Kelurahan Tihu Kecamatan Teluk Ambon tepatnya di samping gerbang Kampus universitas Patti­mura Ambon, Selasa (5/7).

Akibat kejadian itu, akses lalu lintas sempat lumpuh akibat bangkai pohon berjenis Akasia menutup seluruh ruas jalan.

“Pohon tumbang tepatnya di samping gerbang Kampus Unpatti Ambon yang menutupi akses jalan utama, sehinga menimbulkan kema­cetan pada jalur jalan tersebut,” jelas Kasi Humas Polresta Ambon, Ipda Moyo Utomo kepada wartawan di Ambon, Selasa (5/7).

Untuk mengevakuasi bangkai pohon dan membuka kembali akses jalan dikawasan itu, Unit pemadam kebakaran tiba dengan mengunakan satu unit  mobil damkar dan 3 Alat Potong. Dibantu  Personil Polsek Teluk, PRC Polresta Ambon, dan Warga sekitar, petugas melakukan proses evakuasi.

“Saat ini akses jalan sudah di­buka, setelah tim dari Damkar, Polsek, PRC Polresta dan warga melakukan evakuasi dan pembersihan,” ujarnya sembari menambahkan, dalam peris­tiwa tersebut tidak ada menimbulkan korban jiwa. “Korban jiwa tidak ada, keja­diannya saat jalan sepi,” pungkas­nya.

Jembatan Darurat Halong Ditutup

Intensitas curah hujan tinggi yang melanda kota Ambon dan sekitarnya membuat akses jalan masuk menuju jembatan darurat di Halong mengalami kerusakan. Al­hasil jembatan darurat ditutup sementara.

“Terjadi kerusakan pada akses jalan masuk menuju ke jembatan darurat akibat curah hujan, dan saat ini kita sementara memberi him­bauan kamtibmas kepada para pengguna jalan untuk sementara tidak melewati jalur tersebut, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan,” ungkap Kapolsek Ba­guala, AKP Meity Jacobus kepada wartawan di Ambon, Selasa (5/7).

Dikatakan, untuk pengguna jalan baik dari Kota Ambon menuju kawasan Passo maupun sebaliknya, akan diarahkan melewati Mako Lan­tamal IX.

“Saat ini saya sedang koordiansi dengan Kepala Perhubungan Kota Ambon, dan Lantamal IX Ambon serta  Raja Halong untuk sementara dilakukan penutupan jembatan darurat tersebut guna dilakukan perbaikan pada kerusakan jalan, pihak Lantamal IX Ambon juga telah membuka akses jalan Mako Lantamal IX untuk dilalui pengguna jalan sambil menunggu jembatan diper­baiki,” tuturnya.

Penutupan jembatan darurat Halong, tambahnya, direncanakan berlangsung sampai dengan pukul 20.00 WIT.

“Penutupan sampai pukul 20.00 WIT, jika pekerjaan belum juga diselesaikan maka kendaraan selu­ruhnya akan diarahkan melewati jalan jembatan merah putih (JMP) sampai dengan pekerjaan akses jalan selesai dikerjakan,” pungkas­nya.

3 Tewas di SBB

Selain di Kota Ambon, hujan deras juga mengguyur Kabupaten Seram Bagian Barat.

Tercatat, sebanyak 9 orang pe­nam­bang tertimbun longsor dan 3 tewas saat menambang batu sinabar di Gunung Tembaga, Desa Iha-Luhu, Kecamatan Huamual Kabu­paten SBB.

Informasi yang dihimpun Siwa­lima, Selasa (5/7)  peristiwa ini terjadi sikitar pukul 04.00 WIT ketika hujan deras. Saat itu para penambang  se­dang berativitas menambang, tiba-tiba terjadi longsor sehingga 9 orang penambang tersebut tertimbun.

Ke-9 orang penambang ini yang ter­timbun longsonr ditolong oleh para penambang lainnya dengan peralatan apa adanya, untuk me­nggali tumpuhkan tanah longsoran. Akibat lambat sehingga 3 orang penambang tidak dapat tertolong.

Dari 9 orang  yang tertimbun tanah longsor diantaranya, 7 orang de­wasa dan 2 orang merupakan anak- anak. “Saat pencarian dilokasi 6 orang sudah ditemukan diantaranya 3 orang meninggal dunia dan 3 luka-luka  dan sedang dirawat di Puskes­mas Tanah goyang,” ungkap salah satu sumber BPBD kepada Siwa­lima melalui telepon selulernya, Selasa (5/7).

Katanya, korban longsoran yang selamat yaitu, Faisal (30) warga Dusun Pawae Tanah goyang, Desa Loki dan Ripaldi (20)  warga Tanah Goyang Desa Loki.

Untuk korban meninggal dan  sudah di temukan, Vival (26) warga Dusun Pawae/Dusun Ani, Desa Loki, Abdul Rahman (48) warga Desa Kawa dan Laridwan (40) alamat Dusun Ani.

3 Belum Ditemukan

Tiga orang bang belum ditemukan 2 orang anak perempuan kembar, usia 8-9 tahun dan orang tuanya Abd Rahman Samal (58) alamat Kawa masih dalam pencaharian.

Kapolres SBB AKBP AKBP Dennie Andreas Dharmawan aaat diwawancarai melalui telepon selu­lernya beliau belum bisa untuk diwa­wancarai kerena masih di lokasi tambang untuk melakukan pencai­ran terhdap korban longsor.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten SBB, Thomas Watti­mena yang dikonfirmasi Siwalima, tidak merespon panggilan telepon selulernya.

Untuk diketahui hingga saat ini Pihak Kepolisian Polres SBB dan Badan Penanggulangan Bencana Derah serta masyarakat setempat masih melakukan pencarian terha­dap korban lainya yang masih ter­timbun longsor.

Hantam Werinama

Selain SBB dan Kota Ambon, banjir dan longsor juga menghantam Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur,  akbatnya seba­nyak 60 makam di TPU Werinama, hanyut terbawa banjir.

Camat Werinama Ibrahim Bam­bang Sikdewa saat dikonfirmasi Siwalima melalui telepon seluler­nya, Selasa ( 5/7) mengaku, terjadi­nya banjir dan tanah longsor di kecamatan itu akibat hujan lebat yang mengakibatkan Sungai Wailis­sa yang berada dekat TPU meluap dan menghanyutkan kurang lebih 60 makam.

“Dampak dari banjir ini, sejumlah kuburan hanyut dan ada sejumlah jenazah dapat dievakuasi ke lokasi yang dianggap aman, namun jenazah yang kuburannya terbawa banjir, belum dapat di temukan. Kami masih cari janzah-jenazah tersebut,” ungkapnya.

Bukan saja itu kata Ibrahim, opret jembatan di Sungai Wailissa juga roboh, dan ini diperkirakan akan berdampak pada robohnya jemba­tan tersebut.

Ibrahim berharap, adanya perha­tian serius dari pemerintah kabu­paten dan DPRD SBT, untuk melihat dampak dari bencana ini.

“Saya harap agar segera mungkin ada perhatian serius dari Pemda SBT dan DPRD untuk lihat kondisi ini,” ujarnya.

Jadi Ancaman

Selain musibah banjir dan tanah longsor saat musim penghujan, yang perlu diwaspadai juga adalah, keberadaan pohon di sepanjang jalan di Kota Ambon yang ditanam pemerintah untuk menghiasi wajah kota ini, juga menjadi ancaman bagi warga, terutama para pengguna jalan.

Padahal, peristiwa pohon tum­bang hingga menimpa warga, sudah sering terjadi saat musim hujan maupun angin kencang. Namun sayangnya, hal itu tidak menjadi perhatian bagi pemerintah kota.

Pasca perstiwa yang terjadi Selasa (5/7), dimana pohon tumbang terjadi di dua lokasi berbeda, Pakar Gempa Bumi dan Ilmu Tanah Univeraitas Pattinlmura Ambon, Ferad Puturuhu menjelaskan, keberadaan pohon disepanjang jalan di Kota Ambon, harus menjadi perhatian Pemkot Ambon.

Menururnya, pohon merupakan ancaman baru bagi warga kota, karena rawan tumbang saat musim penghujan maupun diterpa angin kencang.

“Ini harus menjadi perhatian pemkot. Ancaman baru bagi kota ini adalah, pohon yang ditanam di sepanjang jalan di kota ini, itu rawan tumbang,” ujarnya.

Puturuhu berpendapat, pohon-pohon itu ditebang dan diganti dengan pohon lain, yang tidak menjadi ancaman atau berbahaya bagi warga.

“Sebaiknya dipangkas dan diganti dengan pohon yang tidak menjadi ancaman bagi warga. Itu bisa ber­koordinasi dengan Dinas Kehu­tanan, soal jenis-jenis pohon yang aman untuk ditanam, disepanjang jalan kota ini,” usulnya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris BPBD Kota Ambon Eva Tuhumury mengaku, terkait keberadaan pohon, terutama yang sudah berusia tua, telah dilakukan penebangan oleh pihak Damkar sejak tahun 2021 lalu.

“Memang Damkar sedang mela­kukan pemangkasan pohon yang sudah tua sejak tahun 2021 kemarin,” ujar Tuhumury.

Sebelumnya diketahui, pada bulan Mei lalu, Komisi III DPRD Kota Ambon, telah melakukan rapat bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon, untuk membahas perihal keberadaan pohon yang rawan tumbang di Kota Ambon.

Komisi juga meminta Dinas LHP untuk mendata sekaligus menebang pohon-pohon yang dianggap ber­ba­haya bagi masyarakat, terutama saat musim penghujan dan meng­gantinya dengan pohon yang tidak berbahaya. Namun hal itu belum ditindaklanjut oleh Dinas LHP.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (5/7) tak meresponnya, bahkan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp juga tak ditanggapi. (S-19/S-10/S-08/S-25)