AMBON, Siwalimanews – Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik,  merupakan gangguan hormonal yang paling sering dialami oleh wanita usia reproduksi. Angka kejadiannya sekitar 10-15% (1 diantara 10 wanita menderita PCOS).

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekolog Siloam Hospital Ambon Irene Leha dalam Health Talk Bahaya PCOS Pada Kesehatan Wanita menjelaskan, Sindrom PCOS merupakan kondisi kompleks yang didiagnosis dengan terdapat 2 dari 3 kriteria, yakni kelebihan kadar hormon androgen, gangguan ovulasi, gambaran ovarium dengan folikel (rumah sel telur) yang kecil-kecil seperti untaian kalung mutiara pada pemeriksaan USG transvaginal.

Kriteria ini  perlu anamnesis riwayat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosisnya.

“Gangguan Endokrin menjadi salah satu gangguan yang diakibatkan oleh sindrom PCOS. Gangguan ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan sel telur tetap kecil dan tidak berkembang menjadi sel telur yang besar dan matang. Sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma yang dapat mengakibatkan gangguan pada proses kehamilan,”jelasnya.

Menurutnya, untuk mengetahui seseorang mengalami PCOS, hingga saat ini belum diketahui pasti, namun Teori primer pada kelainan metabolisme, menunjukan bahwa kompensasi gangguan fungsi insulin dengan akibat kadar hormon insulin yang berlebihan, menjadi penyebab utama dari gambaran sindrom ini. Beberapa penyebab lain dari PCOS adalah, karena faktor genetik dan lingkungan.

Baca Juga: Rayakan HUT PGRI, Ini Pesan Sekot

“Pada wanita dengan PCOS, folikel kecil yang berdiameter 4 hingga 9 mm, menumpuk diovarium. Folikel ini tidak dapat berkembang ataupun tumbuh hingga menjadi ukuran normal, dan akan memicu ovulasi. Akibatnya, kadar estrogen, progesteron, LH dan FSH menjadi tidak seimbang. Androgen dapat meningkat pada wanita yang mengidap PCOS karena tingginya kadar LH dan Insulin yang biasanya terlihat pada pasien,” paparnya.

Untuk gejalanya kata Irene, umumnya terjadi adalah gangguan siklus haid, gambaran kelebihan hormon androgen seperti pertumbuhan rambut berlebih dan ditempat yang tidak biasanya, jerawatan serta  kebotakan.

PCOS yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang berisiko yakni, bisa menyebabkan gangguan pola haid, Infertilitas, kanker endometrium, gangguan metabolik (resistensi insulin/DM, hipertensi, dislipidemia), gangguan tidur dan makan, kecemasan berlebihan, keguguran, persalinan prematur, dan komplikasi lain seperti hipertensi atau DM dalam kehamilan.

“Untuk itu diperlukan kesadaran untuk melakukan pencegahan sedini mungkin dengan melakukan pola hidup sehat seperti, mengubah pola makan, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rendah gula, berolahraga secara teratur, mengendalikan berat badan dan memeriksakan diri sedini mungkin jika mengalami keluhan perubahan/gangguan pola haid serta gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya,” pungkasnya. (S-10)