Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) kini memiliki khazanah kosakata yang semakin beragam. Seiring berjalannya waktu, KBBI terus dimutakhirkan dengan menambah jumlah kosakata. Sebagai bahasa yang dinamis, bahasa Indonesia terus berkembang dengan menyerap kosakata dari berbagai bahasa, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Masuknya kosakata dan istilah dari berbagai bahasa merupakan upaya yang dilakukan untuk mengisi rumpang leksikal dalam bahasa Indonesia.

Setiap tahun, Tim Redaksi KBBI melakukan pemutakhiran data sebanyak dua kali. Pemutakhiran KBBI meliputi penambahan entri baru berupa kata, ungkapan-ungkapan, dan istilah dari berbagai ranah serta ragam bahasa. Dalam pemutakhiran tersebut, berbagai kosakata dari bahasa asing dan bahasa daerah di Indonesia juga ditambahkan. Penambahan tersebut dilakukan karena masih banyak konsep yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat yang belum bisa diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep tersebut justru ditemukan dalam bahasa asing dan bahasa daerah. Selain itu, kekayaan budaya di Indonesia tentu saja merupakan potensi yang sangat besar untuk menjadi sumber penyerapan kosakata.

Kini, KBBI edisi V sudah memiliki 119.345 entri setelah dimutakhirkan pada bulan April 2023. Tentu saja jumlah ini masih akan terus bertambah karena setiap tahun dilakukan pemutakhiran pada KBBI termasuk penambahan jumlah entri yang ada di dalamnya. Jika kita mengakses KKBI daring melalui tautan https://kbbi.kemdikbud.go.id, kita akan menemukan sejumlah bahasa daerah yang telah berhasil menyumbangkan kosakatanya untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Delapan belas bahasa diantaranya berasal dari provinsi Maluku. Bahasa daerah dari Provinsi Maluku yang sudah masuk ke KBBI, yaitu bahasa Alune, Batuley, Baun, Boing, Elnama, Hitu, Karey, Kola, Kur, Luhu, Marlasi, Melayu Ambon, Moa, Oirata, Seluwarsa, Seram, Serua, dan Yalahatan. Saat ini, sudah ada 188 kosakata yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dari 18 bahasa tersebut,

Kosakata tersebut berkaitan dengan berbagai ranah, misalnya kata ambu-ambu (Hitu): aksesori pada pakaian tradisional negeri Hitu yang dipasang di lengan, terbuat dari kain berwarna keemasan berkaitan dengan busana. Contoh lainnya, yakni hogor (Karey): busur panah yang terbuat dari bambu kecil yang dibelah dua dengan rotan sebagai tali busurnya, biasa digunakan untuk memanah hewan besar berkaitan dengan senjata. Selain kedua contoh tersebut, masih banyak lagi kosakata unik yang berhubungan dengan ranah tertentu yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia.  Ribuan kosakata bahasa daerah yang telah diusulkan ke KBBI juga masih diproses oleh Tim Redaksi KBBI. Pada tahun 2022, Tim Perkamusan dan Peristilahan dari Kantor Bahasa Provinsi Maluku telah mengusulkan 1.016 kosakata Bahasa Kei ke KBBI. Sementara itu, pada tahun 2023, Kantor Bahasa Provinsi Maluku juga telah melakukan pengumpulan kosakata dari bahasa Piliana, di Negeri Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah dan bahasa Elnama di Negeri Werinama, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur. Dengan demikian, jumlah kosakata dan daftar bahasa daerah Maluku yang menyumbangkan kosakatanya ke KBBI akan terus bertambah.

Masuknya 188 kosakata bahasa di Maluku ke dalam bahasa Indonesia menunjukkan bahwa bahasa daerah masih menyimpan banyak keunikan yang bisa mengisi rumpang leksikal dalam bahasa Indonesia. Masih banyak konsep unik yang menggambarkan kehidupan masyarakat dalam berbagai ranah dan belum bisa diungkapkan menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pilihan untuk memasukkan kosakata bahasa daerah ke KBBI menjadi langkah yang tepat. Meskipun demikian, proses penyerapan yang dilakukan harus tetap mempertimbangkan ketentuan-ketentuan penyerapan kosakata dan istilah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: Jinaknya Inflasi dan Melemahnya Daya Beli

Penyerapan kosakata budaya dari bahasa daerah tidak hanya memberi manfaat    terhadap perkembangan bahasa Indonesia dari segi kosakata, tetapi juga bermanfaat untuk pelestarian bahasa daerah. Kosakata bahasa daerah yang sudah menjadi bahasa Indonesia secara otomatis akan terdokumentasikan dalam KBBI. Dengan demikian, pengguna KBBI tidak hanya menggunakan KBBI sebagai media untuk mencari makna kata bahasa Indonesia, tetapi juga bisa dijadikan sumber rujukan untuk mengenal bahasa dan budaya dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Oleh: Wahyudi Pasapan Staf Kantor Bahasa Provinsi Maluku.(*)