AMBON, Siwalimanews – Aksi penculikan Syahrul Wadjo, disesalkan sejumlah aktivis, mereka bahkan mengutuk keras apa yang dialami kader HMI tersebut.

Bagi mereka, ini bentuk intimidasi dan tindak premanisme. Karena itu, polisi diminta untuk mengusut kasus penculikan ini hingga tuntas.

“Kami mengecam tindakan penculikan tersebut. Kalaupun tindakan mereka berlawanan dengan pemerintah, harusnya pemerintah melakukan pendekatan secara persuasif. Kita kan sudah masuk di fase demokrasi sekarang ini,” ujar Mantan Ketua GMNI Ambon Isuhjari Somar.

Menurutnya, kejadian tersebut perlu mendapat perhatian penuh dari pihak kepolisian. Dia meminta polisi membongkar tindakan tersebut.

“Polisi harus bongkar sampai tuntas kasus penculikan ini,” ujarnya.

Baca Juga: Jaksa Dituding Rekayasa Dakwaan Penganiayaan Perawat

Hal yang sama juga disampaikan Eks Korwil GMKI sekaligus Direktur Rumah Milenial, Dodi Soselissa, yang menyayangkan aksi premanisme terhadap aktivis. Padahal setiap masyarakat memiliki hak untuk memberikan dan menyampaikan pendapat.

Ia menambahkan, kegiatan demokrasi mestinya direspon secara positif. Harusnya para aktivis diajak dialog, bukan diculik. “Jangan pakai kekerasan begitu dong,” ujarnya.

Soselissa juga minta, pihak kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut, sebab sangatlah penting untuk mengetahui siapa aktor dibalik kasus penculikan terhadap Syahrul Wadjo ini.

“Harus diusut. Sekaligus bangkor siapa aktor intelektual dibalik aksi penculikan itu,” cetusnya.

Kader HMI Miswar Tomagola juga mengutuk keras bentuk premanisme terhadap rekanya.

“Entah motifnya apa. Tapi yang jelas ini bagian dari mengintimidasi aktivis,” ucap  Tomagola.

Tomagola berharap, pihak kepolisian bisa lebih arif dan bijaksana melihat rangkaian kejadian ini secara utuh.

“Paling tidak, otak dibalik penggerebekan dan penculikan ini perlu diusut. Ini pelecehan atas nama konstitusi. Melihat ini agak kurang elok,” tutupnya. (Cr-1)