NAMLEA, Siwalimanews – Tujuh tenaga media di Kabu­paten Buru terindikasi terpapar Virus Corona. Hasil rapid test mereka reaktif atau positif.

Ketujuh tenaga media tersebut  masing-masing; MAI, dokter pada salah satu puskesmas di Buru, perawat wanita di ruang HCU RSU Namlea berinisial YTA, anak dari almarhum AS yang telah meninggal tanggal 13 Mei lalu, dan istri dari pasien 83 insial JS. Ayah dan suami YTA keduanya hasil PCR positif Covid-19.

Selanjutnya, dua rekan perawat wanita di ruang HCU berinisial TN dan SD, serta satu perawat wanita lagi yang bertugas di IGD, berinisial NK, serta dua pegawai RSU laki-laki berinisial RU dan AD.

“Terkait dengan tujuh tenaga kesehatan yang rapid test reaktif, memang saya sudah prediksi pasti ada, karena dia melayani orang sakit yang sudah terpapar duluan,” kata Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Buru, Ramly Ibrahin Umasugi, kepada wartawan, Senin (18/5).

Ketujuh tenaga kesehatan itu dan semua yang hasil rapid test reaktif, kini sedang menjalani karantina di Namlea. Mereka segera akan diswab guna diuji lewat PCR.

Baca Juga: Tim Covid  DPRD  Identifikasi Penyebab Tingginya Pasien Positif

Selain tujuh tenaga kesehatan di atas, dari rapid test massal yang dilakukan secara acak terhadap 322 orang, ditemukan 26 orang yang rapid test reaktif. Sisanya 296 orang non reaktif.

Mereka yang reaktif itu ada dari wiraswasta 1 orang, buruh bangunan 2 orang, tukang ojek 2 orang, tukang becak 2 orang, pedagang 2 orang, tenaga kesehatan 7 orang, ibu rumah tangga 2 orang, karyawan perusahan 2 orang, mahasiswa 1 orang, PNS 1 orang, tidak bekerja 2 orang dan anak 1 orang.

Satu anak yang diketahui rapid test reaktif ini, berinisal RS berumur 5 tahun, anak dari pasien kasus nomor 83 berinisial JS, menantu dari almarhum SA (70 tahun) yang juga positif Covid-19.

Menyusul beredar rumor di masyarakat yang mengatakan kalau almarhum AS meninggal karena sakit biasa, Ramly meminta agar orang di luar jangan berspekulasi soal ini.

Kasus Covid-19 di Buru pertama kali terjadi dari pelaku perjalanan dari zona merah, dan kini sudah terjadi transmisi lokal. “Yang pertama kita lihat dari aspek kesehatan, dan terukur. Pak Anwar itu (AS) sudah melalui swab hasilnya positif,” tegas Ramly.

Ramly meminta warganya menggunakan akal sehat dan menyaring informasi dengan baik dari sumber yang kredibel. “Logikanya saja kalau pak Anwar itu negatif, kenapa cucunya reaktif, anaknya reaktif, istrinya reaktif dan menantunya kena positif Covid-19. Entah pak Anwar yang menularkan ke menantu atau menantu yang menularkan ke mertua, tapi mereka satu keluarga dalam satu rumah,” tandasnya.

Mengomentari rapid test massal yang dilakukan secara acak kemudian ditemukan ada yang reaktif, Ramly menjelaskan, ada langkah taktis penanganan untuk menghentikan penyebaran­nya.

Sementara Juru Bicara Covid-19 Buru, Nani Rahim menjelaskan, telah selesai dilakukan tracking terhadap rekan kontak erat pasien 82 dan 83 sebanyak 15 orang.

Gugus memilih mengambil langkah yang cepat dan terukur dengan langsung menswab tenggorokan rekan kontak erat kedua pasien, rermasuk yang nanti diswab Ny S, YTA dan anaknya yang berusia lima tahun. (S-31)