SAUMLAKI, Siwalimanews – Maskapai penerbangan Wings Air kembali berulah di Bandara Pattimura Ambon. Bagaimana tidak, maskapai penerbangan domestik ini diduga menjual tiket siluman dengan harga yang lebih mahal bagi penumpang lainnya, yang berdampak pada diterlantarkan 28 siswa dan siswi asal Kabupaten Kepulauan Tanimbar di Bandara Pattimura Ambon.

Bukan hal lumrah, sebab ini kedua kalinya peristiwa yang sama terjadi, dimana sebelumnya anggota KPU Tanimbar juga mengalami nasib yang sama, dimana setelah tiba di bandara, pihak bandara menyebutkan kalau pesawat telah full.

Tak terima hal itu, pihak KPU akhirnya meminta pengembalian tiket 100 persen, namun akibat tak mau rugi, maka semua penumpang yang baru membeli tiket saat itu langsung diturunkan, sehingga KPU Tanimbar bisa berangkat.

Hal ini disampaikan mantan Ketua DPRD Tanimbar Jaflaun Batlajery kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (18/12).

Menurutnya, apa yang dilakukan pihak Wings Air ini sudah keterlaluan, dimana lebih mencari untung ketimbang mengedepankan pelayanan.

Baca Juga: Dishub Selektif Terbitkan Ijin KESP Angkutan Online

“Pegawai maskapai wings ini diduga sengaja bermain waktu check ini agar dapat menjual tiket secara ilegal tanpa terdaftar di manifest, sehingga mereka bisa menjual tiket dengan harga mahal supaya mereka mendapatkan keuntungan yang besar. Nah, praktek ini kan sering terjadi di mana-mana. Ini kejahatan yang sangat luar biasa,” tandas Balajery.

Kejadian ini mirip dengan yang dialami KPU Tanimbar. Namun beruntung mereka masih bisa berangkat, tapi bagaimana dengan nasib puluhan siswa tersebut.

“Jadi waktu kan masih berjalan, pesawat pun belum bergeser, mestinya  maskapai Wings Air lebih mengedepankan nilai pelayanan ketimbang mencari keuntungan, karena hal ini terkait dengan pelayanan jasa. Pegawai Wings mestinya membuka mata melihat bahwa penumpang ini adalah para siswa yang mestinya diprioritaskan, sekalipun waktunya itu agak terlambat ya, tapi apa yang tidak bisa ditoleransikan dalam masalah penerbangan, mungkin satu jam 2 jam lebih, ini perbedaan waktu cuma 3 sampai 4 menit, kok tidak bisa ditoleransi?. Sementara penumpang masih mengantri di pintu boarding, ini menunjukkan bahwa ada kejahatan besar dalam penjualan tiket,” tuding Batlajery.

Anehnya kata Batlajery, ketika diminta untuk mengembalikan uang tiket, pihak maskapai hanya kembalikan 10% dari harga tiket. Jika demikian, maka masalahnya anak-anak ini mau balik dengan anggaran dari mana.

“Maskapai inikan tugasnya melayani jasa, ketimbang bisnis. saya menduga dan saya bisa saja menjust ada kejahatan luar biasa yang sering dipraktekkan di bandara, khusus untuk maskapai Wings Air ini. Ada penjualan tiket di luar manifest lalu mendapat keuntungan demi meraih keuntungan besar, kepentingan ini kan kepentingan yang tidak manusiawi, tidak mendapatkan asas pelayanan disitu. Penumpang Katanya sudah sudah sarat, berarti ada penjualan ekstra tiket di luar manifest, itu alasan yang saya simpulkan tadi bukan tanpa konfirmasi ya,” ucap Batlajery.

Untuk itu, Batlajery minta kepada Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Tanimbar untuk menegur Maskapai Wings Air, sementara untuk manajer maskapai ini, kiranya PT Wings Abadi Airlines segera mengevaluasi mereka.

“Saya minta Pemprov dan Pemkab untuk dapat menegur maskapai ini, sudah jual tiket mahal namun  tingkat pelayanannya sangat rendah. Tiketnya kurang lebih Rp2,6 hingga 2,8 juta.

Terpisah, Relation Manager PT Angkasa Pura Cabang Bandara Pattimura Ambon Rahmat Sugeng saat dikonfirmasi menjelaskan, persoalan yang dihadapi 28 siswa ini, akibat keterlambatan koordinator para siswa.

“Sudah saya koordinasikan dengan pihak Wings Air katanya keterlambatan check in oleh koordinator mereka dan kami saat ini sementara berkoordinasi untuk mencari jalan keluarnya. Selain itu ada perubahan jadwal penerbangan dari yang sebelumnya jam 07.30 WIT menjadi 6.50 WIT dan juga koordinator dari para siswi ini datang cek ini sekitar pukul 6.31 WIT, padahal sudah diumumkan cek ini berakhir pada 6.20 WIT” jelas Rahmat menyambung apa yang disampaikan oleh pihak Wings Air.(S-26)