AMBON, Siwalimanews – Sebanyak 250 ton gula pasir dalam waktu dekat segera masuk ke Ma­luku. Ratusan ton gula itu untuk mengatasi keko­so­ngan gula pasir di Bulog. Meski demikian, sampai sekarang tidak ada kelakaan gula pasir, yang ada hanya harga melonjak tinggi.

“Terjadi kenaikan gula pasir karena stok di pasar terbatas. Kita pastikan da­lam waktu dekat kapal yang memuat gula milik Perum Divre Bulog akan masuk ke Ambon guna me­nutupi kekurangan stok sampai dengan leba­ran nanti,” kata Sekda Ma­luku, Kasrul Selang dalam keterangannya  kepada wartawan di ruang rapat lantai II Kantor Gubernur Maluku, Selasa (10/3).

Sekda didampinggi Ke­pala Bidang Pengadaan Operasional Perum Bu­log Divisi Regional (Divre) Ma­luku, Hamdani Malawat, Kepala Perwakilan BI Maluku, Noviarsano Manullang dan Plt Kabid Perda­gangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Polly Jamlean.

Ia mengaku, dari hasil perte­muan dengan Perum Bulog Divisi Regional Maluku dalam waktu de­kat stok gula pasir di Maluku akan bertambah dengan masuknya gula pasir dari sentra produksi.

“Jumlahnya 250 ton segera masuk dan pasti terjadi penurunan harga,” ujarnya. Sementara itu, Plt Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Polly Jamlean mengaku hasil pemantauan tim Satgas Pangan dan Disperindag Maluku harga gula pasir di pasar tradisional di Kota Ambon berkisar Rp18.000 sampai Rp 19.000.

Baca Juga: Walikota: April Pasar Mardika Mulai Direvitalisasi

“Hasil pantauan kita harga gula pasir di pasar tradisional di Kota Ambon berkisar Rp18.000 sampai Rp 19.000,” ujar Jamlean.

Ditanya bagaimana dengan stan­dar harga yang ditetapkan peme­rintah pusat sesuai harga eceran tertinggi bagi gula pasir sebesar Rp.12.500, Jamlean mengaku sulit membendung kenaikan harga.

“Betul ada HET yang ditetapkan pemerintah secara nasional, tapi karena stok secara nasional berkurang dan sulit kita bendung kenaikan harga, karena harga disentra produksi pun naik sehi­ngga mempengaruhi harga di pasar,” jelas Jamlean.

Langkah yang sudah diambil adalah melakukan operasi pasar untuk menekan terjadi tindakan penimbunan gula pasir di pasar.

Operasi pasar menurutnya terus dilakukan oleh tim satgas pangan bersama dengan pemerintah daerah. “Stok gula di pasar terbatas sehingga sulit membendung kenaikan harga, tegasnya.

Kepala Bidang Pengadaan Ope­rasional Perum Bulog Divisi Regional Maluku, Hamdani Malawat me­nambahkan kalau saat ini me­mang stok gula pasir di bolog kosong.

“Kita masih menunggu pengiri­man menggunakan kapal laut dari Jawa, namun belum tau pasti sampai kapan tiba, karena tekendala cuaca,” kata Malawat.

Jumlah stok yang akan masuk sebanyak 250 ton

Disperindag tak Diam

Komisi III DPRD Maluku meminta Dinas Perdagangan dan Perindus­trian (Disperindag) untuk tidak ber­diam diri atas kelangkaan gula pasir di pasaran. Pengawasan stok ba­rang kebutahan masyarakat ha­rus dilakukan rutin. Jangan sudah ter­jadi masalah baru turun lapangan.

“Disperindag Maluku harus se­cara rutin mengontrol stok sem­bako guna mencegah terjadinya kelangkaan,” tandas Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Anos Yermias kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (8/3).

Komisi III akan segera mela­kukan koordinasi dengan Bulog dan Disperindag Maluku dan pihak terkait lainnya.

“Kita harus koordinasi, kita datangi, masalahnya dimana kita harus segera cari jalan keluar. Apakah memang karena pasokan dari Jawa ke sini yang belum ada, ataukah di pusat produksi gula yang masih ada kekurangan kita belum tahu nanti kita juga akan mengecek sekarang ke Indag,” tandas Anos. Ia mengaku, pihaknya baru mendapatkan informasi soal kelangkaan gula pasir saat meng­unjungi pasar Rumahtiga. (S-39)